Kakak saya sempat dinyatakan meninggal dunia oleh dokter, tetapi kemudian hidup kembali. Dia menceritakan banyak hal tentang pengalaman berada dalam kematian sejenak itu.Apakah cerita itu boleh dipandang sebagai penyingkapan tentang alam kekal yang sesungguhnya atau mengintip alam roh? Bagaimana Ajaran Gereja tentang hal ini?
Pertama, tentang kematian kita bisa membedakan antara kematian klinis dan kematian biologis. Ciri-ciri kematian klinis adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan, misal detak jantung, gelombang pernafasan, kesadaran, serta aktivitas gelombang otak.
alat-alat kedokteran tidak mampu mendeteksi tanda-tanda kehidupan itu lagi sehingga orang yang bersangkutan dinyatakan sudah meninggal dunia.
kematian biologis adalah berhentinya seluruh kehidupan dalam diri manusia yang ditandai dengan mulai membusuknya tubuh manusia. Kematian yang dirujuk dalam pertanyaan disebut kematian suri, yaitu keadaan di antara kematian klinis dan kematian biologis. Yang bersangkutan sudah mengalami kematian klinis, tetapi sebelum terjadi kematian biologis, orang itu hidup kembali.
Kedua, cerita orang-orang yang mengalami kematian suri mempunyai banyak kemiripan. Misal mereka sadar bahwa sudah meninggal dunia, bahkan banyak yang melihat jasadnya sendiri tertidur dan ditangisi anggota keluarga dan para sahabat. Banyak diantara mereka yang dibawa masuk ke dalam terowongan gelap, tapi pada ujungnya ada sinar terang. Mereka juga bertemu dengan anggota-anggota keluarga yang sudah meninggal, yang menyambut mereka. Banyak hal-hal indah yang mereka alami, seperti taman, istana, kamar yang mewah, pesta meriah, mendengarkan nyanyian para malaikant, dan berbagai ungkapan kebahagiaan dan kedamaian. Tetapi karena satu dan lain alasan, mereka harus kembali masuk ke dalam jasad mereka dan hidup kembali di dunia.
Pengalaman mati suri tak bisa dipandang sebagai "mengintip alam roh", seolah-olah apa yang dialami itu adalah realitas sesungguhnya dari alam roh yang di balik kehidupan ini. Tidak bisa juga dikatakan bahwa pengalaman itu adalah contoh tentang hidup kekal itu berlangsung. Tidak semua pengalaman orang yang mati suri itu sama, bahkan ada pengalaman yang bertentangan dan sulit dipadukan. Maka tidak bisa dikatakan secara pasti bahwa pengalaman mati suri itu mencerminkan secara riil keadaan neraka atau surga.
Ketiga, bisa dimaklumi adanya keingintahuan tentang kehidupan di balik kematian. Tetapi keingintahuan ini haruslah kita pasrahkan kepada Tuhan. Yesus mengingatkan agar kita berjaga-jaga selalu (Mat.24:42; 25:13; Mrk.13:35)
Apa yang diajarkan oleh "Kesaksian Musa dan para nabi" (Luk. 16:29) dan ditegaskan kembali dalam Perjanjian Baru kiranya sudah memadai untuk mempersiapkan diri kita. Jika kita tak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, maka kita juga tidak akan mau diyakinnyan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati (bdk.Luk. 16:31).
Untuk memproduksi bakteri Corine, kita harus punya Isolat bakteri Corine dan peralatan produksinya. Isolat Bakteri Corine, biasanya tersedia dalam bentuk biakan murni dalam media PDA (Potatoes Dextrose Agar). Wadah yang paling umum digunakan adalah tabung reaksi. Tiap tabung reaksi dapat digunakan untuk membuat larutan bakteri Corine sebanyak 5 liter.
Peralatan/instalasi produksi untuk memperbanyak bakteri Corine sp antara lain berupa
Peralatan/instalasi produksi untuk memperbanyak bakteri Corine sp antara lain berupa
- Aerator dan slang-nya, sebagai sumber udara sekaligus pengaduk.
- Fermentor, yaitu botol yang berisi larutan PK (KMnO4) atau Methylene Blue untuk membunuh bakteri dan jamur yang terbawa oleh udara dari aerator.
- Filter, yaitu botol yang berisi glass wool/busa penyaring untuk membersihkan udara dari fermentor dengan menangkap butiran PK atau MB yang tercampur udara.
- Jerigen kapasitas 5, 10, atau 20 liter untuk memproduksi bakteri Corine dalam media larutan EKG (Ekstrak Kentang Gula).
- Botol atau gelas untuk mengamankan lubang pembuangan udara dari jerigen, sekaligus sebagai indikator bahwa udara lancar tertiup ke dalam jerigen.
Langkah –langkah sebagai Cara Memproduksi / Memperbanyak Bakteri Corine, sp yaitu:
- Kentang dipotong dan dicuci
- Kentang direbus setelah air mendidih
- Setelah mateng air dan kentangnya dipisahkan.
- Air kentang ditambah gula kemudian rebus kembali sampai larut
- Air kentang yang sudah ditambah gula putih di dinginkan
- Kemudian masukan dalam jarigen, bila airnya kurang bisa ditambah dengan air mineral
- Masukkan Isolat Bakteri Corine pada air kentang yang ada di jirigen
- Setelah Isolat Bakteri Corine dan air kentang menyatu kemudian inkubasi selama 2-3 minggu dengan diberi aerasi dari aerator
- Coryne bacterium siap diaplikasikan dilahan
Bacaan dari Kitab Yesaya (2:1-5)
"Tuhan menghimpun semua bangsa dalam kerajaan Allah yang damai abadi."
Inilah firman yang dinyatakan kepada Yesaya, putera Amos, tentang Yehuda dan Yerusalem, “Pada hari-hari yang terakhir akan terjadilah hal-hal ini: Gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di atas gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata, ‘Mari kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuh jalan itu. Sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan dari Yerusalem akan keluar sabda Tuhan’. Tuhan akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa. Maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. Bangsa yang satu tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa yang lain, dan mereka tidak akan lagi berlatih perang. Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang Tuhan!”
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (13:11-14a)
"Keselamatan sudah dekat pada kita."
Saudara-saudara, kamu mengetahui keadaan waktu sekarang: Saatnya telah tiba kamu bangun dari tidur. Sebab sekarang ini keselamatan sudah lebih dekat pada kita daripada waktu kita baru mulai percaya. Malam sudah hampir lewat, dan sebentar lagi pagi akan tiba. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan; jangan dalam percabulan dan hawa nafsu; jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (24:37-44)
"Berjaga-jaga dan siap siagalah!"
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Seperti halnya pada zaman Nuh, demikianlah kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada zaman sebelum air bah itu orang makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera; mereka tidak menyadari apa yang terjadi sampai air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua. Demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Kalau ada dua orang perempuan sedang menggiling gandum, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Oleh karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pencuri datang waktu malam, pastilah ia berjaga-jaga, dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu selalu siap siaga, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”
[RENUNGAN]
Pada hari dimulainya masa Adven ini, bacaan-bacaan yang diperdengarkan mengajak kita untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan pada akhir zaman. "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang". (Mat. 24 : 42). Sekurang-kurangnya ada dua pesan yang hendak disampaikan terkait kedatangan Tuhan itu.
Pertama, Tuhan datang tak seturut rencana manusia. Tuhan datang secara tiba-tiba tanpa pernah kita duga sebelumnya. Dengan kata lain, Tuhan memiliki rencana tersendiri terkait kedatangan-Nya. Oleh karena itu, perihal waktu kedatangan Tuhan, manusia tidak perlu repot-repot mengurusinya. Manusia tak perlu sibuk meramalkan waktu kedatangan Tuhan dengan pelbagai macam perhitungan manusia. Yang diminta dari manusia adalah sikap siap sedia saat Tuhan datang. Bagaimana secara konkret persiapan itu harus dilakukan, Rasul Paulus menyebutnya dalam suratnya kepada jemaan di Roma. "Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati, tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang". (Rom. 13 : 13 - 14a).
Kedua, identitas Tuhan yang datang ini haruslah kita ketahui atau kita kenal. Tuhan yang akan datang di tengah-tengah kita adalah Tuhan yang menghendaki kehidupan damai sejahtera dan bahagia. Kedamaian, kesejahteraan, dan kebahagiaan yang dimaksudkan bukanlah yang hanya bisa dinikmati segelintir orang, melainkan yang bisa dirasakan dan dialamu oleh segala bangsa, semua orang. "Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. Bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang". (Yes. 2 : 4). Dengan demikian, pelbagai macam konflik yang timbul atau persengketaan yang dicar-cari bukanlah kondisi yang diharapkan pada kedatangan Tuhan.
Dalam perziarahan hidup iman kita, kedatangan Tuhan juga dimaknai dari dua sudut pandang. Pertama, kedatangan Tuhan yang pertama. Kedatangan ini terjadi saat Firman menjadi Manusia, yang terwujud konkret dalam bayi Yesus yang lahir di palungan Betlehem.
Kedatangan pertama ini kita hadirkan kembali dalam perayaan Natal. Upaya persiapannya kita laksanakan pada masa Adven yang akan kita jalani ini. Dengan kata lain, kedatangan pertama Tuhan adalah kedatangan jarak dekat.
Kedua, kedatangan Tuhan yang dimaksud adalah yang terjadi pada akhir zaman. Yang ini masih kita nantikan. Dengan kata lain, inilak kedatangan Tuhan yang berjarak lebih jauh dibandingkan dengan yang pertama. Pada saat Tuhan datang kedua kalinya, Yesus akan datang kembali untuk mengadili orang yang hidup dan yang mati. Yang termasuk orang benar akan memperoleh keselamatan kekal, yaitu bangkit dan hidup mulia bersama Kristus dan Bapa-Nya dalam sukacita surgawi.
Dalam masa Adven ini, sikap siap sedia menunggu kedatangan Tuhan baik yang berjarak dekat maupun yang berjarak lebih jauh dituntut dari setiap orang beriman. Marilah kita bersungguh-sungguh mempersiapkan diri supaya ketika saat itu sungguh tiba kita didapati dalam keadaan siap siaga. (BV-Inspirasi Batin 2016)
Leguminosa adalah salah satu hijauan pakan ternak selain rumput. Gliricidia, leucaena dan kaliandra adalah tiga jenis leguminosa yang rendah emisi metananya. Keunggulan ketiga leguminosa ini adalah adaptif terhadap iklim di Indonesia, disukai ternak, mengandung protein tinggi 22-24%.
Hijauan ini berproduksi sepanjang tahun dan rendah emisi gas metana dibandingkan dengan jenis rumput seperti rumput gajah yang kandungan protein kasarnya 22-25%
Peningkatan bobot badan domba lepas sapih yang mengonsumsi ketiga leguminosa lebih tinggi dibandingkan dengan domba yang hanya mengonsumsi rumput.
Tanaman leguminosa ini diberikan kepada ternak tidak sebagai pakan tunggal tetapi dikombinasikan dengan rumput atu jerami dengan perbandingan maksimal rumput 60% leguminosa 40% dari total bahan kering ransum.
Jeruk bali merupakan jenis buah jeruk yang memiliki ukuran paling besar dibanding jenis jeruk lainnya. Nama bali pada jeruk ini sebetulnya tidak ada kaitannya dengan nama Pulau Bali. Tidak hanya di Indonesia, buah ini pun banyak digemari di berbagai negara Asia seperti Thailand, Bangladesh, Cina, dan Filipina.
Dengan bentuknya yang cukup besar, membuat banyak petani tertarik untuk membudidayakan jeruk bali. Terlebih jeruk bali juga memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Bahkan, Anda bisa menikmati hasilnya hingga mencapai ratusan juta sekali panen per hektarenya. Berikut tips jitu budidaya jeruk bali.
Syarat tumbuh buah jeruk bali
Karakteristik teknik budidaya jeruk bali sama dengan jenis jeruk lainnya, seperti jeruk lemon ataupun jeruk nipis. Berikut beberapa syarat tumbuh buah jeruk bali yang perlu disiapkan.
Pastikan lahan Anda tidak sempit karena satu pohon buah jeruk bali membutuhkan area sekitar 7 × 8 meter agar tumbuh optimal dan berbuah banyak.
Pastikan buah jeruk bali ditanam di area bersuhu maksimal 30 derajat Celsius.
Buah jeruk bali paling baik ditanam di daerah dataran tinggi. Namun demikian, di dataran rendah pun buah ini dapat tumbuh asalkan cukup air, banyak sinar matahari, dan bebas hama.
Buah jeruk bali membutuhkan banyak sinar matahari sepanjang hidupnya.
Tanaman buah jeruk bali menyukai tanah lempung berpasir.
Tanaman ini tidak terlalu menyukai angin karena dapat merontokkan buah.dan bunga.
Tanaman jeruk bali membutuhkan keasaman tanah (ph) sekitar 5,5—6,5.
Tanaman ini tidak menyukai air yang menggenang sehingga perlu adanya drainase di tempat ia tumbuh.
Budidaya jeruk bali
Seperti halnya membudidayakan jenis tanaman buah lainnya, budidaya jeruk bali juga dapat dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut adalah penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan dan penyiraman, serta pemanenan.
Penyiapan lahan
Penanaman jeruk bali juga membutuhkan lahan yang subur dan gembur. Untuk itu, sebelum mulai menanam bibit jeruk bali, penggemburan dapat dilakukan dengan cara mencangkul lahan dan mencampurnya dengan pupuk.
Untuk pemetakan lahan yang akan ditanami masing-masing bibit, idealnya Anda menyediakan petakan tanah sebesar 7 × 8 meter untuk tiap bibitnya. Hal ini bukan tanpa alasan karena saat bibit buah jeruk bali ini membesar, ketinggiannya bisa mencapai 5 meter. Tentunya dengan ketinggian tersebut, rantingnya pun akan rimbun dan menutupi cahaya sinar matahari yang dibutuhkan oleh pohon jeruk bali. Oleh karena itu, diperlukan petakan tanah yang besar dan arah mata angin yang tepat untuk menumbuhkan pohon jeruk bali. Arah timur ke barat merupakan arah mata angin yang tepat bagi pohon jeruk bali agar senantiasa tercukupi sinar matahari.
Pembibitan
Setelah penyiapan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman, kini giliran menyediakan bibit buah jeruk bali yang baik. Pembibitan ini memegang kunci penting dari hasil panen maksimal yang akan Anda raih. Mengapa demikian? Sebab, cara pembibitan buah jeruk bali ini sebagian besar dilakukan bukan dengan metode biji atau stek, melainkan dengan cangkok.
Cara tanam dengan mengaplikasikan metode cangkok dipilih bukan tanpa alasan karena para petani jeruk bali memiliki pengalaman cara menanam yang baik dengan metode cangkok ini yakni masa buahnya yang tidak terlalu lama dan daya tahan pohon yang kuat. Ciri bibit buah jeruk bali yang baik adalah batangnya lurus dari atas ke bawah serta diameter batang sekitar 2—3 cm.
Penanaman
Setelah Anda mendapatkan bibit jeruk bali yang tepat, kini tibalah saatnya bercocok tanam bibit tersebut dengan teknik menanam yang tepat. Tanamlah masing-masing bibit di petakan tanah yang telah Anda sediakan (kurang lebih 7 × 8 meter). Adapun waktu yang tepat untuk menanam bisa Anda lakukan kapan saja. Ini karena buah jeruk bali bisa tumbuh di musim kering ataupun musim hujan, asalkan syarat tumbuhnya terpenuhi.
Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan selama maksimal 3 kali dalam setahun. Pemupukan yang pertama dapat Anda lakukan dengan menggunakan pupuk kandang (antara Juli—Agustus). Sementara itu, tahap pemupukan kedua dapat Anda lakukan dengan pupuk NPK (antara Oktober—November).
Penyiraman perlu dilakukan saat musim kering agar pohon jeruk bali Anda tidak kekurangan air.
Perawatan lainnya adalah penyiangan dengan cara membersihkan rumput liar, pengusiran hama dan ulat, serta pembatasan jumlah ranting dan buah pada musim panen pertama.
Pemanenan
Panen buah jeruk bali baru bisa dilakukan setelah tanaman berusia tiga tahun setelah masa tanam. Semakin tua umur pohon jeruk bali, semakin banyak buah yang akan dihasilkan.
Buah kiwi adalah salah satu buah yang direkomendasikan oleh para ahli kesehatan untuk dikonsumsi secara rutin. Hal ini karena buah kiwi mengandung banyak nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, sayangnya buah satu ini di Indonesia kurang banyak peminatnya. Pasalnya, harga buah kiwi dirasa cukup mahal. Bahkan, beberapa orang menyebutnya sebagai buah mewah.
Sebenarnya manfaat ajaib buah kiwi sudah banyak diketahui orang. Buah kiwi mengandung banyak nutrisi sehingga mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berikut manfaat ajaib buah kiwi yang perlu Anda ketahui.
Kesehatan jantung
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Oslo di Norwegia mengatakan jika Anda rutin mengonsumsi buah kiwi 2/3 setiap hari dapat membuat jantung Anda selalu sehat, melancarkan peredaran darah, dan mengurangi pembekuan darah.
Baik untuk ibu hamil
Buah kiwi merupakan jenis buah yang mempunyai kandungan tinggi folat. Folat sangat berkhasiat untuk membantu perkembangan otak dan kognitif dan dapat mencegah cacat pada bayi.
Meningkatkan kekebalan tubuh
Buah kiwi mengandung anti-oksidan yang kaya serta kandungan vitamin C. Buah kiwi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga kita tidak mudah terserang flu.
Kesehatan kulit
Buah kiwi memiliki kandungan kalium lebih tinggi daripada pisang. Tidak hanya itu, vitamin C yang terdapat pada buah kiwi juga lebih tinggi dibanding jeruk. Vitamin yang terkandung pada buah kiwi ini sangat bermanfaat untuk perawatan kulit.
Demikianlah beberapa manfaat ajaib buah kiwi yang sungguh luar biasa. Apakah Anda masih ragu untuk mengonsumsinya?
Singkong merupakan komoditas andalan dari hasil pertanian yang paling diharapkan demi peningkatan kesejahteraan petani. Salah satu jenis singkong yang sangat populer adalah singkong gajah.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, panen singkong gajah dapat mencapai 15—47 kg/pohon. Jika harga per kilogramnya dipatok Rp1.000, dalam satu pohon bisa menghasilkan Rp15.000—RP47.000. Dengan hasil yang fantastis tersebut, tentunya budidaya singkong gajah adalah keputusan yang harus Anda ambil.
Untuk membudidayakan singkong gajag ada tahapan dan tata caranya. Berikut tata carabudidaya singkong gajah dengan benar.
Dalam budidaya singkong gajah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satu di antaranya rumus budidaya singkong gajahyang telah berhasil diterapkan oleh ahlinya. Rumusnya: P= G + L +M. P adalah produktivitas, G itu genetika, L merupakan lingkungan, dan M berarti manajemen genetika.
Disamping itu, singkong gajah memiliki karakter yang sungguh istimewa. Ini karena setiap gennya dapat membelah dengan cepat dalam pembentukan akar. Hal ini menyebabkan singkong tersebut dapat tumbuh dengan cepat dan mampu menghasilkan jenis singkong yang gurih dan berumbi banyak.
Pemilihan lahan sangat vital dalam budidaya singkong gajah karena perubahan lingkungan dapat berdampak pada produktivitas dan pertumbuhan singkong. Pada proses penanamannya, singkong gajah membutuhkan sinar matahari langsung dari pagi hingga sore hari. Ketersediaan air juga penting karena kecukupan air sangat diperhitungkan dalam perkembangan tanaman. Perhatikan pula kondisi tanahnya. Tanah yang gembur bagus daya pegangnya terhadap air, stabil, dan lembut. Setelah semua proses terpenuhi, lakukan pemupukan dengan pupuk organik yang mencukupi dan lengkap. Pemupukan juga memiliki peran penting terhadap pertumbuhan singkong gajah.
Berikut tata cara budidaya singkong gajah
Tahap pertama, potong/setek batang kira-kira 25 cm. Pastikan setiap seteknya mempunyai 10 tunas. Tahap kedua, sediakan lahan tanam singkong dengan ruang gerak pada akar. Pastikan tanah tersebut gembur dan berdaya pegang air yang baik serta cukup ruang untuk akar dan tersedia cadangan makanan yang banyak.
Setelah melalui tahap satu dan dua dalam budidaya singkong gajah, lakukan penanaman. Tancapkan batang setek ke dalam tanah sepertiga bagian hingga setengah. Jarak yang ideal adalah 1,5 m × 1,5 m untuk kemudahan memperoleh sinar matahari. Tahap keempat atau tahap terakhir, yaitu perawatan. Tahap ini cukup sederhana dan tidak serumit yang Anda temukan pada komoditas pertanian lain. Yang perlu dilakukan adalah pemupukan pada waktu pratanam dan pemupukan susulan.
Merica atau lada merupakan salah satu komoditi utama di Indonesia. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan rempah yang semakin tinggi. Oleh karena itu, banyak orang yang tertarik untuk terjun ke bisnis budidaya merica. Harga rempah yang cukup tinggi juga menjadi salah satu latar belakang banyaknya orang yang melakukan budidaya tanaman rempah di Indonesia.
Salah satu jenis rempah yang cukup terkenal adalah merica. Saat ini telah semakin banyak orang yang memiliki perkebunan merica sendiri dan memulai bisnis budidaya merica, baik dalam skala kecil maupun skala industri. Untuk menghasilkan merica berkualitas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut penjelasannya.
Klasifikasi merica
Sebelum memulai budidaya merica, terlebih dahulu Anda harus mengetahui karakteristik dan syarat tumbuh merica. Agar dapat tumbuh dengan subur, merica memerlukan beberapa syarat seperti curah hujan antara 2.000—3.000 mm per tahun, cukup mendapat sinar matahari, suhu udara antara 20—34 derajat Celsius, kelembapan udara antara 60—80%, serta terlindung dari embusan angin kencang.
Pembibitan
Mendapatkan bibit merica berkualitas adalah salah satu syarat utama yang harus Anda lakukan sebagai tahap persiapan dalam budidaya merica. Ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan bibit merica dengan kualitas baik. Anda dapat melakukan proses pembibitan sendiri dengan menggunakan biji. Atau, Anda juga bisa membeli bibit merica siap tanam dari penyedia bibit merica.
Persiapan tanah
Pada budidaya merica pengolahan atau persiapan media tanam. Adapun syarat-syarat media tanam yang baik antara lain kaya akan bahan organik, tidak tergenang, tidak terlalu kering, pH seimbang, memiliki kandungan humus yang baik, kemiringan lahan tidak lebih dari 30 derajat, dan ketinggian lahan antara 300—1.100 m dari permukaan laut. Jenis tanah yang bisa digunakan antara lain adalah lateritic, latosol, dan utisol.
Teknik penanaman
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pembibitan adalah kemurnian jenis bibit, berasal dari induk yang sehat, bebas dari hama, serta berasal dari induk yang sudah berumur antara 1—3 tahun. Kebutuhan bibit per hektare adalah rata-rata 2.000 bibit.
Selain pembibitan, hal lain yang perlu diketahui mengenai cara budidaya merica adalah cara pengolahan media tanamnya. Mencangkul dan mengapuri lahan adalah hal penting agar lahan menjadi gembur dan terjaga tingkat keasamannya. Perlu diperhatikan juga dosis kapur yang digunakan dalam proses pengapuran agar didapat lahan dengan tingkat keasaman yang seimbang.
Teknik atau cara tanam yang digunakan dalam proses budidaya merica adalah sistem monokultur dengan jarak tanam 2 × 2 m. Lubang tanam dibuat dengan bentuk limas dengan kedalaman sekitar 50 cm. Lubang harus dibiarkan selama 10—15 hari sebelum ditanami dengan bibit. Waktu penanaman yang ideal adalah pada musim penghujan. Jangan lupa untuk menambahkan pupuk kandang pada saat proses penanaman bibit.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam budidaya merica adalah pembuatan sulur panjat. Tanaman merica adalah termasuk tanaman merambat sehingga Anda harus menggunakan tiang panjat sebagai tempat bagi tanaman untuk merambat dan tumbuh dengan baik. Masa awal penanaman dapat dibantu dengan mengikat tanaman pada tiang rambat yang dapat dilepas dengan mudah ikatannya apabila tanaman telah kuat melekat di tiang rambat.
Selain penanaman yang baik, perlu juga dilakukan proses perawatan untuk menjaga kualitas merica yang dihasilkan. Perawatan tanaman merica antara lain penyiangan, pemangkasan, pemupukan berkala, pengairan, pemberian mulsa, dan pengendalian hama.
Krisan merupakan tanaman berhari pendek fakultatif, tanaman krisan membutuhkan periode cahaya lebih yaitu 14 jam untuk pertumbuhan vegetatif. Karakteristik ini berimplikasi bahwa tanaman krisan akan terinduksi untuk masuk ke fase generatif dan berbunga bila panjang hari yang diterima tanaman lebih pendek dari panjang kritisnya.
Teknologi budidaya krisan hemat sumber energi sangat diperlukan untuk penghematan biaya total usaha tani namun kualitas hasil krisan tetap optimal. Pada awalnya tambahan menggunakan lampu pijar 75-100 watt, kemudian pada perkembangannya digantikan dengan lampu neon kompak 23-25 watt.
Seiring dengan kemajuan teknologi lampu penerangan, sumber pencahayaan dari lampu LED (light emitting diode) memberikan alternatif sebagai lampu yang sangat hemat energi listrik, selain itu LED mempunyai usia pemakaian lampu yang lebih lama. Penggunaan lampu LED merupakan terobosan di bidang teknologi penambahan pencahayaan dalam budidaya krisan.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman krisan varietas Puspita Nusantara dengan lampu LED 11 watt sama dengan tanaman dengan lampu flourescent 23 watt. Hal ini menunjukkam bahwa penggunaan lampu LED mempunyai hasil yang sama dengan lampu flourescent.
Apabila tarif dasar listrik (TDL) yang digunakan Rp. 1.496/KWH, untuk satu buah lampu menyala 4 jam/hari selama 30 hari maka biaya pemakaian jenis lampu flourescent 23 watt kurang lebih Rp.4.128,-.
Untuk jenis lampu LED 11 watt lebih kurang Rp. 2.303,- dihitung dari input biaya penambahan panjang hari, maka penggunaan lampu LED 11 watt lebih efisien 50-55% dibandingkan dengan lampu flourescent 23 watt.
[Renungan] Minggu, 20 November 2016 Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam
november 02.00.00
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (5:1-3)
"Mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel."
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron. Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama, yakni ketika Saul masih memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Lagipula Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana, di hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (1:12-20)
"Allah telah memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih."
Saudara-saudara, semoga kamu mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kamu layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan Terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih; di dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (23:35-43)
"Tuhan, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
Ketika Yesus bergantung di salib, pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi mengejek-Nya, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah!” Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya, “Inilah Raja Orang Yahudi”. Salah seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Yesus, katanya, “Bukankah Engkau Kristus?” Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!” Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? Padahal engkau menerima hukuman yang sama! Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita. Tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata kepada Yesus, “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!” Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”
RENUNGAN
Bacaan Injil pada Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus, Raja Semesta Alam ini, sungguh jelas menggambarkan bagaimana manusia memperlakukan Raja Semesta Alam, dan bagaimana Raja Semesta Alam bertitah dari takhta-Nya. Kayu salib adalah takhta-Nya, duri jadi mahkota-Nya. Dialah Raja yang rela menanggung hukuman bagi umat-Nya.
Pujian bagi-Nya adalah ejekan, olokan, dan caci maki. Namun, dari takhta-Nya Ia bersabda, "Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan". Sebuah peristiwa yang sungguh luar di luar akal sehat manusia. Raja, menanggung hukuman, dan masih berdoa supaya Bapa di surga mengampuni orang-orang yang melaksanakan penghukuman terhadap-Nya. dan dialah Allah, Allah yang mencintai, mengasihi, menyayangi umat-Nya.
Dialah Allah yang kita imani, yang datang sebagai Raja, bukan untuk menghukum, melainkan untuk dihukum, menggantikan kita, menebus dosa-dosa kita.
Menjelang ajal-Nya, seorang dari penjahat di samping-Nya, memohon, sekaligus mengakui Yesus sebagai Raja agar setidak-tidaknya, diingatkan saja ketika Sang Raja kembali. Namun Sang Raja, justru menjawab permohonannya dengan titah pengabulang yang lebih besar: "Engkau akan ada bersama-sama Aku di Firdaus". Penjahat yang semula hidup dalam kegelapan, kini hidup dalam terang surgawi, dalam terang kasih ilahi, bersama Sang Raja. Demikianlah kita para pendosa yang telah ditebus oleh-Nya, yang sering kali terseret dalam kegelapan dunia, marilah kita kembali kepada-Nya. Jangan biarkan kegelapan menguasai kita dan saudara-saudara kita. Tinggallah di dalam Kristus, Raja kita. Di dalam Dialah kepenuhan Allah, dan dengan darah-Nya kita diperdamaikan dengan Allah.
Inilah sukacita kita, sukacita para pengikut Kristus, yang mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Raja. Dialah Pemimpin segala pergerakan kita di dunia, Ia memimpin dengan gerak Roh Kasih Allah. Dialah Raja, Dialah Gembala, Dialah Tuhan. Kepada-Nyalah kita menyampaikan pujian dan kemuliaan selama-lamanya. Amin.
Pujian bagi-Nya adalah ejekan, olokan, dan caci maki. Namun, dari takhta-Nya Ia bersabda, "Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan". Sebuah peristiwa yang sungguh luar di luar akal sehat manusia. Raja, menanggung hukuman, dan masih berdoa supaya Bapa di surga mengampuni orang-orang yang melaksanakan penghukuman terhadap-Nya. dan dialah Allah, Allah yang mencintai, mengasihi, menyayangi umat-Nya.
Dialah Allah yang kita imani, yang datang sebagai Raja, bukan untuk menghukum, melainkan untuk dihukum, menggantikan kita, menebus dosa-dosa kita.
Menjelang ajal-Nya, seorang dari penjahat di samping-Nya, memohon, sekaligus mengakui Yesus sebagai Raja agar setidak-tidaknya, diingatkan saja ketika Sang Raja kembali. Namun Sang Raja, justru menjawab permohonannya dengan titah pengabulang yang lebih besar: "Engkau akan ada bersama-sama Aku di Firdaus". Penjahat yang semula hidup dalam kegelapan, kini hidup dalam terang surgawi, dalam terang kasih ilahi, bersama Sang Raja. Demikianlah kita para pendosa yang telah ditebus oleh-Nya, yang sering kali terseret dalam kegelapan dunia, marilah kita kembali kepada-Nya. Jangan biarkan kegelapan menguasai kita dan saudara-saudara kita. Tinggallah di dalam Kristus, Raja kita. Di dalam Dialah kepenuhan Allah, dan dengan darah-Nya kita diperdamaikan dengan Allah.
Inilah sukacita kita, sukacita para pengikut Kristus, yang mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Raja. Dialah Pemimpin segala pergerakan kita di dunia, Ia memimpin dengan gerak Roh Kasih Allah. Dialah Raja, Dialah Gembala, Dialah Tuhan. Kepada-Nyalah kita menyampaikan pujian dan kemuliaan selama-lamanya. Amin.
Salah satu cara dalam pemanfaatan lahan yang sempit adalah penggunaan teknologi vertikultur. Vertikultur merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal atau bertingkat untuk memanfaatkan lokasi yang sempit. Tujuan penerapan vertikultur yaitu memanfaatkan lahan sempit yang tidak produktif menjadi lahan sempit yang produktif dengan aplikasi vertikultur, menghemat pengeluaran rumah tangga jika penanamannya hanya untuk konsumsi sendiri dan bisa menambah pendapatan keluarga karena hasil panen dapat dijual, dan menambah nilai keindahan atau estetika lahan pekarangan.
Wadah yang digunakan untuk tanaman dengan cara vertikultur disesuaikan dengan jenis tanaman dan desain/bentuk lahan serta luas, sehingga lahan dapat digunakan dengan seefisien mungkin. Wadah yang digunakan dapat diletakkan atau ditempatkan secara vertikal ataupun mempunyai tingkat wadah.
Wadah tanaman sebaiknya disesuaikan dengan bahan yang banyak tersedia di pasar lokal. Bahan yang dapat digunakan, misalnya kayu, bambu, pipa paralon, pot, kantong plastik dan lainlain. Bentuk bangunan dapat dimodifikasi menurut kreativitas dan lahan yang tersedia. Yang penting perlu diketahui lebih dahulu adalah karakteristik tanaman yang ingin dibudidayakan seperti sistem perakaran dan panjang akar serta bentuk tajuk tanaman, sehingga dapat dirancang sistemnya sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Penyusunan tanaman diusahakan maksimal dengan memperhatikan kelembaban udara, kerapian dan kemungkinan berjangkitnya penyakit.
Cara membuat wadah pertanaman vertikultur yaitu :
Vertikultur dari Bambu atau Paralon
- Potong batang bambu/paralon sepanjang kurang lebih 120 cm, dengan pembagian 100 cm untuk wadah tanam dan 20 cm sisanya untuk ditanam ke tanah.
- Bersihkan ruas antar bambu dengan menggunakan linggis, kecuali ruas paling bawah. Untuk ruas terakhir tidak dibobol keseluruhan, melainkan hanya dibuat sejumlah lubang kecil dengan paku untuk mengatur kelebihan air penyiraman. Jika menggunakan paralon, lakukan penutupan pada dasar menggunakan tutup paralon sesuai ukuran paralon yang digunakan.
- Buat lubang tanam disepanjang bagian 100 cm dengan menggunakan bor, pahat atau pisau. Lubang dibuat secara selang seling pada keempat sisi bambu/paralon. Pada dua sisi yang saling berhadapan terdapat masing-masing tiga lubang tanam, pada dua sisi lainnya masing-masing dua lubang tanam, sehingga didapatkan 10 lubang tanam secara keseluruhan. Setiap lubang berdiameter kira-kira 1,5 cm dan berjarak 30 cm.
- Selanjutnya bambu atau paralon ditanam dengan memasukkan 20 cm bagian bawah ke dalam tanah.
Langkah-langkah pembuatan unit vertikultur sistem rak adalah sebagai berikut :
- Buat serangkaian rak dengan tinggi kira-kira 1 m, lebar 1 m, panjang sesuai kebutuhan,
- Atur empat rangkaian rak secara berundak, dengan jarak antara undakan adalah kira-kira 30 cm, dan lebar masing-masing rak adalah 25-30 cm,
- Potong talang air dengan ukuran sesuai rangka rak yang dibuat, lalu masing-masing ujung talang ditutup menggunakan penutup talang lalu dilekatkan menggunakan lem secara permanen,
- Lubangi dasar talang dengan bor atau pisau, diameter lubang kurang lebih 1 cm dan jarak antar lubang berkisar 15-20 cm,
- Isi talang menggunakan media tanam yang telah disiapkan, dan lakukan penyusunan rak.
Jenis pot yang digunakan dapat berupa pot plastik, ember, kaleng, polybag, dan lain-lain. Pada prinsipnya wadah atau pot tersebut dapat menampung media tanam dalam jumlah yang cukup. Untuk tanaman sayuran daun, volume media tanam yang digunakan minimal seberat 1 kg, sedangkan untuk sayuran buah berkisar 3-20 kg. apabila belum ada lubang, maka lakukan pelubangan pada dasar pot dalam jumlah yang cukup banyak guna mengatur kelebihan air penyiraman.
Jambu Mete menjadi icon jajanan yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh dari Sulawesi Tenggara. Harganya memang cenderung naik turun karena tergantung pasokan bahan mentah dari petaninya. Produktivitas jambu mete saat ini dilaporkan berada di kisaran 350 kg/ha/tahun dari potensinya yang mampu mencapai lebih dari 500 kg/ha/tahun jika dikelola dengan baik.
Melalui keberadaan BPTP di Sulawesi Tenggara, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi daerah melalui peningkatan produktivitas jambu mete. Teknologi tersebut dirancang melalui penjarangan, pemangkasan dan pemupukan organik dan anorganik yang mampu meningkatkan produktivitas jambu mete hingga menghasilkan buah berkisar 10 – 20 buah per tangkai buah terminal.
Khusus pemangkasan, dilakukan pada cabang bawah tidak produktif yang bersifat parasit, cabang mati/sakit/terserang hama, dan cabang ekstensif. Dosis pupuk yang digunakan pada tanaman berumur 10 tahun adalah 500 gr/urea, 1 kg Phonska (15:15:15:10) ditambah kotoran kambing 20 kg/pohon.
Pemupukan dilakukan dua kali setahun yaitu 70 % pada awal musim bunga dan 30% dua bulan berikutnya. Pupuk diberikan dalam alur dangkal sedalam 15-20 cm pada batas proyeksi tajuk secara merata di sekeliling tanaman menggunakan cangkul pada radius 1,5 –2,0 m dari pohon. Setelah itu, pupuk segera ditutup dengan tanah.
Teknologi peningkatan produktivitas jambu mete ini sudah diadopsi di Kabupaten Muna. Pencapaian hasil jambu mete di Kabupaten ini pun cukup mencengangkan, yaitu meningkatkan produksi jambu mete dari 200 kg gelondong mete/ha/tahun menjadi 500 kg gelondong mete/tahun/ha.
Dari sisi penerimaan pada tahun kajian tersebut dilakukan BPTP Sultra, penerimaan petani mete meningkat dari Rp. 1.400.000/ha/tahun menjadi Rp.3.500.000/ha/tahun dan berpeluang hingga mencapai Rp. 8.400.000/ha/tahun.
Formalin selain harganya murah, mudah didapat dan pemakaiannya pun tidak sulit sehingga sangat diminati sebagai pengawet oleh produsen pangan yang tidak bertanggung jawab. Hasil survei dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan, sejumlah produk pangan menggunakan formalin sebagai pengawet.
Pengawet ini memiliki unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan protein, karenanya ketika disiramkan ke makanan seperti daging, formalin akan mengikat unsur protein mulai dari bagian permukaan hingga terus meresap kebagian dalamnya. Dengan matinya protein setelah terikat unsur kimia dari formalin maka bila daging ditekan terasa lebih kenyal. Selain itu protein yang telah mati tidak akan diserang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, Itulah sebabnya makanan berformalin lainnya menjadi lebih awet..
Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Terlebih, bila formalin yang masuk ke tubuh itu memiliki dosis tinggi.
Daging merupakan bahan pangan yang mudah rusak. Kandungan gizi daging yang lengkap, pH mendekati netral, dan kandungan aktifitas air tinggi menjadi lingkungan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme pembusuk. Hal ini lah yang membuat beberapa pedagang nakal untuk mencurangi pembelinya dengan memberi formalin agar dagangannya dapat bertahan lama dan dengan keadaan fisik yang masih baik.
Beberapa teknologi telah dikembangkan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk, baik secara fisik, kimia maupun biologis. Secara fisik, teknologi pengawetan daging meliputi pencucian dengan air panas, iradiasi, ultrasound, pendinginan dan pembekuan. Secara kimia, teknologi pengawetan daging mencakup pemakaian asam organik dan klorin atau fosfat. Secara biologi, pengawetan daging dapat menggunakan bakteriofage dan bakteriosin.
Penggunaan bahan kimia sebagai pengawet merupakan cara yang paling banyak dilakukan. Vinegar merupakan jawaban kecemasan akan kesehatan yang terancam dari efek formalin yang masuk ketubuh melalui makanan. Vinegar yang terbuat dari kulit pisang atau air kelapa aman digunakan sebagai pengawet alami daging segar.
Dengan Vinegarlah daging segar dapat lebih awet namun tidak mengakibatkan kerusakan pada tubuh setelah menkomsumsinya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Vinegar dihasilkan dari fermentasi bahan yang mengandung gula atau pati menjadi alkohol dan difermentasi lebih lanjut menjadi vinegar. Pembuatan vinegar tidak terlalu sulit karena bahan utama yang mudah didapat. Selain aman juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada daging segar.
Ada dua macam vinegar yang dikembangkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui BB Pascapanen. Pertama vinegar kulit pisang, kulit pisang merupakan limbah dengan jumlah yang cukup banyak. Proporsi kulit pisang terhadap bobot buah cukup tinggi, yaitu 1 : 4. Artinya, bobot kulit seperempat kali dari bobot buah pisang. Kulit pisang umumnya dibuang atau digunakan sebagai pakan ternak kini dapat diolah menjadi vinegar.
Kedua vinegar air kelapa, komposisi buah kelapa terdiri atas 33 % sabut, 12 % tempurung, 28 % daging buah, dan 25 % air. Ketersediaan air kelapa di Indonesia mencapai lebih dari 900 juta liter per tahun. Selain untuk produk nata de coco, air kelapa juga berpotensi diolah menjadi vinegar.
Keunggulan teknologi yang merupakan hasil penelitian dari Miskiyah Dkk ini adalah biaya produksi yang murah karena bahan bakunya dari limbah pertanian dan mudah didapat, mudah diaplikasikan, tidak berbahaya bagi kesehatan, tidak merubah rasa dan warna daging.
Tanaman lada (Piper nigrum L.) saat in (± 98%) masih menjadi pilihan usaha oleh petani. Produktivitas lada sangat dipengaruhi oleh harga lada di pasaran, sehingga rentan terhadap fluktuasi harga. Salah satu komponen budidaya lada yang relatif mahal adalah penggunaan tegakan kayu sebagai tiang panjat. Untuk meningkatkan efisiensi dan produksi, sebagai alternatif cara budidaya yang lebih murah dan tanpa menurunkan produktivitas tanaman adalah dengan budidaya lada perdu.
Keuntungan dari menanam lada perdu antara lain tidak memerlukan tiang panjat, pemeliharaan lebih mudah dan murah, tidak memerlukan lahan yang luas, dapat ditanam dalam pot, mudah dalam pemanenan. Lada perdu dapat dikembangkan di antara/di bawah tegakan tanaman tahunan atau tumpangsari dengan tanaman semusim, sehingga penggunaan lahan lebih efisien.
Produktivitas lada perdu relatif rendah (0,4 – 0,5 kg lada kering/tahun), karena baru mulai dipanen pada umur 2 tahun, tetapi populasi persatuan luas cukup tinggi (± 4000-4500 tanaman/ha), sehingga produksi per hektar hampir setara dengan tanaman lada panjat. Selain itu pemeliharaan lada perdu relatif lebih mudah dan murah dibanding lada panjat, sehingga biaya produksi dapat ditekan.
Beberapa aspek agronomi yang membedakan antara budidaya lada perdu dan lada panjat adalah pada penyiapan dan perbanyakan bahan tanaman, pendederan dan pembibitan, pemeliharaan, dan panen. Aspek lainnya seperti pengendalian hama penyakit dan pasca panen pada tanaman lada perdu sama dengan lada tiang panjat.
Saat ini, mulai banyak tuntutan terhadap proses produksi pertanian untuk mulai mempertimbangkan keamanan bagi konsumen dan lingkungan.
Beberapa komponen teknologi pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) telah ditemukan antara lain varietas tahan, musuh alami, dan beberapa jenis pestisida nabati yang aman bagi lingkungan dan konsumen. Salah satu teknologi alternatif yang aman sebagai pengganti pestisida sintetik adalah pemanfaatan minyak atsiri sereh wangi (Cymbopogon nardus).
Beberapa keuntungan tersebut adalah bahan alami yang mudah terurai sehingga aman terhadap lingkungan dan produk pertanian, mudah didapatkan di pasar karena banyak usaha rumah tangga yang bergerak dalam bidang produksi minyak atsiri sereh wangi.
Kemudian, memiliki harga yang relatif lebih murah dibanding dengan bahan pestisida sintetik, aplikasi yang relatif mudah sehingga dapat dilakukan oleh setiap orang.
Minyak sereh wangi dapat diaplikasikan selama enam hari sekali. Tahapan untuk penyemprotan adalah menyiapkan perata dan minyak sereh wangi, mencampurkan minyak sereh wangi 2 cc/l dan perata 2 cc/l dalam air, memasukkan ke dalam tengki semprot dan menyemprotkan secara merata pada tanaman target.
Jenis hama yang bisa dikendalikan oleh minyak atsiri sereh wangi adalah penggerek buah jeruk, kutu putih, kutu dompolan, aphid, thrips, lalat buah dan kutu sisik.
Mulai tahun 2014 ini, Dinas Pertanian Prov. Malut, BPTP, Bank Indonesia dan Pemda Haltim bersepakat dalam bentuk Nota Kesepahaman (MoU) untuk mulai membangun sistem perbenihan dan perluasan areal tanam bawang Topo. Saat ini usaha tani bawang merah Topo sudah mulai menyebar di Kecamatan Wasile Timur. Disamping harganya yang stabil, varietas ini juga mudah untuk dibudidayakan, tahan penyakit, dan mudah penanganan pasca panennya karena daunnya tidak mudah layu. Supriyadi, petani bawang Desa Tutuling Jaya mengatakan usaha tani bawang merah Topo ini sangat menguntungkan. Bahkan saat sehabis lebaran kemarin, harganya bisa mencapai 75.000/kg sehingga hasil penjualannya bisa dia gunakan untuk memperbaiki rumahnya, ujarnya. Lain halnya dengan Mulyono, Ketua Gapoktan Ora et labora, dia lebih bergerak pada usaha penangkaran benih. Bekerjasama dengan UPBS BPTP Malut, dia lebih senang menyediakan sumber benih bagi petani bawang merah. Saat ini harga benih bawang merah mencapai 50.000/kg. Permasalahan yang dia hadapi adalah daya simpan benih bawangnya kurang dari 2 bulan, pada hal masa dormansi benih bawang juga 2 bulan sehingga dia harus segera memasarkan benihnya saat patah dormansi. BPTP Malut mulai mengembangkan penyimpanan benih spesifik lokasi, yaitu penyimpanan benih bawang di dapur dengan dibuat para-para yang diletakkan diatas tungku sehingga seakan-akan benih bawang merah mendapat perlakuan pengasapan. Selain itu, untuk memperpanjang daya simpannya hingga 3-4 bulan, maka penggunaan pupuk N perlu dikurangi dan diperbanyak dosis SP-36 sebesar 250 kg, KCl 100 kg, dan NPK 600 kg. Bawang Topo mengalami susut dari bobot basah menjadi bobot kering rata-rata sebesar 40-44%.
Bawang merah Topo punya nilai historis yang lekat dengan masyarakat Tidore, Maluku Utara. Bahkan bawang ini dijadikan simbol kebanggaan masyarakatnya.
Budidaya bawang varietas lokal ini telah dilakukan sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Mereka menanamnya di lereng-lereng terjal dengan kemiringan lebih dari 35%.
Saat itu, produktivitasnya hanya berkisar antara 1-3 ton/ha. Setelah BPTP Maluku Utara berkiprah di sana, melalui berbagai kegiatan pengkajian VUL (varietas unggul lokal) dan introduksi teknologi, produktivitas bawang Topo dilaporkan dapat mencapai 12 ton/ha. Sungguh, itu adalah sebuah inovasi yang dinanti.
Introduksi teknologi yang dilakukan adalah menggunakan pupuk dasar, yaitu pupuk kandang sapi 15-20 ton/ha atau kotoran ayam 5-6 ton/ha atau kompos/petroganik 2,5-5 ton/ha, dicampur dengan TSP 150-200 kg/ha. Kemudian pupuk susulan yang dibutuhkan adalah Urea 150-200 kg/ha, KCl 200-300 kg/ha, dan ZA 400-500 kg/ha.
Pengendalian hama penyakit dilakukan secara terpadu berdasarkan ambang kendali, menggunakan SeNPV. Panen bawang merah Topo dilakukan pada umur 83-90 HST.
Untuk menghasilkan umbi besar-besar (diameter umbi 2,96 cm dengan berat umbi 10,7gr), didapat dengan kombinasi pupuk kandang ayam 6,5 t/ha diberikan setelah penanaman di palur tanam dengan penambahan pupuk Urea 200kg/ha, SP-36 150kg/ha, dan KCl 300 kg/ha. Umbi kecil yang merupakan hasil budidaya petani Topo rerata diameter 1,47cm dengan berat per umbi 2,4 gr.
Potensi hasil sebagai dampak dari teknologi peningkatan produktivitas tersebut mencapai 10,8-16,4 t/ha. Capaian produktivitas ini jauh di atas rerata produktivitas petani di Maluku Utara yang masih berkisar 2,11t/ha kering komersial. Bahkan dapat menjadi pesaing produktivitas varietas-varietas nasional seperti Kramat-1 (8-25,3 t/ha), Kramat-2 (6-22,67 t/ha), Kuning (6-21,39 t/ha).
Bacaan dari Kitab Nubuat Maleakhi (4:1-2a)
"Bagimu akan terbit surya kebenaran."
Sungguh, hari Tuhan akan datang, menyala seperti perapian! Maka semua orang yang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik akan menjadi seperti jerami, dan akan terbakar oleh hari yang datang itu,” firman Tuhan semesta alam; “akar dan cabang mereka pun tidak akan ditinggalkan. Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya.”
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (3:7-12)
"Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."
Saudara-saudara, kamu sendiri tahu bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu. Kami tidak makan rezeki orang dengan cuma-cuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak menerima rezeki dari kamu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab ketika berada di tengah-tengahmu, kami telah memperingatkan, ‘Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan!’ Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringatkan dan kami nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan dari hasil jerih payahnya sendiri.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:5-19)
"Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."
Sekali peristiwa, ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai barang persembahan, berkatalah Yesus, “Akan datang harinya segala yang kamu lihat di situ diruntuhkan, dan tidak akan ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain.” Lalu murid-murid bertanya kepada Yesus, “Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab Yesus, “Waspadalah, jangan sampai kamu disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata ‘Akulah Dia’ atau ‘Saatnya sudah dekat’. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan bila kamu mendengar tentang perang dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan. Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kamu memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluarga dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh; karena nama-Ku kamu akan dibenci semua orang. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”
[RENUNGAN]
Dalam injil yang dibacakan hari ini, Yesus menegaskan kepada orang-orang yang sedang mengagumi keindahan Bait Allah bahwa satu ketika bangunan itu akan terbongkar seluruhnya dan diruntuhkan (ayat 5-6). Ketika mereka bertanya kapan saat itu tiba (ayat 7). Yesus menasihati mereka agar waspada terhadap orang yang mengatakan saatnya sudah tiba dengan memakai nama Yesus (ayat 8-9).
Jangan terlalu berspekulasi. Jangan pula cemas melihat kekacauan yang bisa jadi menandai datangnya saat itu, juga tak perlu gentar bila dituduh, karena akan memperoleh kata-kata hikmat darinya. Bila sanggup bertahan, mereka akan tetap hidup (ayat 10-19).
Kedamaian dan ketentraman hidup sebagai bangsa pilihan Allah terusik dengan timbulnya ketegangan antara kelompok satu dengan yang lain. Apalagi dengan berbaurnya kekuatan luar dari kaum Helenis (Yunani) dan tentara pemerintah Romawi. Ketegangan ini membawa orang-orang Yahudi yang tadinya damai, tenang sejahtera (syaloom) menjadi terusik. Timbul pertikaian dan perpecahan dikalangan Yahudi. Apakah ini tanda-tanda kehancuran? Apakah akhir jaman sudah dimulai? Kekacauan yang dialami tadi juga mulai dipahami sebagai tanda-tanda bakal segera datangnya akhir zaman tadi.
Saat itu pula berkembang kepercayaan akan tibanya seorang tokoh besar yang bakal memimpin orang keluar melewati zaman edan tadi. Dia akan membangun kembali kehidupan yang berantakan itu. Mereka yang bertahan dalam zaman susah itu akan diselamatkan dan akan memasuki hidup baru.
Penguasa Romawi semakin bertangan besi, menumpas setiap pergerakan yang mereka anggap mau melepaskan diri dari kuasa mereka. Sejarah mencatat tahun 63 SM, tentara Romawi menguasai Yerusalem dan menerapkan peraturan administratif Romawi dalam kalangan Yahudi. Dua tahun kemudian (70-an), kota Yerusalem hancur demikian juga Bait Allah, yang menjadi pusat kehidupan reiligius dan sosial. Sebuah tanda akhir zaman sedang terjadi (menurut pandangan mereka). Situasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi murid-murid Yesus. Bertahan dalam iman atau tergerus dengan anggapan orang-orang sebangsanya. Celakanya kelompok Yahudi yang boleh dikatakan pemegang kendali hukum agama (Sanhedrin) mulai keropos dan rapuh. Bekerja sama dengan orang-orang yang punya kendali politik; menghitung kekuatan untuk tetap mempertahankan posisinya dan tidak berani melawan Roma, bahkan kelompok Sanhedrin mulai menekan siapa saja yang dapat membangkitkan kemarahan bangsa Romawi. Tidak heran bila Yesus dan murid-murid-Nya perlu ditekan jangan sampai menimbulkan kemarahan orang-orang Roma dan dapat mengakibatkan semua orang Yahudi dan lembaga Agama hancur luluh lantak. Kenyataannya memang Yerusalem dan Bait Allah hancur. Dalam situasi yang carut marut, Yesus mengingatkan jangan mudah mempercayai orang yang mengaku diri Mesias (ayat 8), dan tabahlah dalam penderitaan (9-19). Penderitaan tidak membuat orang-orang putus harapan asal masih percaya akan datang seorang pembebas. Murid-murid dihimbau agar tidak mudah mempercayai orang-orang yang mengaku diri Mesias karena klaim seperti itu tidak berdasar, tidak meyakinkan. Tabah bukan berarti nekat atau biar asal menderita. Tabah berarti bijaksana, inilah maksud ayat 15 yang menyampaikan perkataan Yesus bahwa ia sendiri akan memberikan “kata-kata hikmat” kepada para pengikutnya. Walau dunia tergoncang, situasi sosial membuat kecut hati janganlah gampang mengatakan Kiamat sudah/hampir tiba. Dan jangan gampang menaruh kepercayaan kepada orang-orang yang mengaku diri sebagai penyelamat (Mesias) dengan membuat perbuatan-perbuatan ajaib. Tetapi tetaplah bijaksana. Tuhan akan melindungi kita yang percaya selalu dan selama-lamanya.
Usaha tani konservasi merupakan suatu bentuk pengelolaan lahan pertanian yang mengintegrasikan teknik konservasi tanah dan air, baik mekanik maupun vegetatif dalam suatu pola usaha tani tertentu.
Konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhubungan sangat erat. Berbagai tindakan konservasi tanah adalah juga tindakan konservasi air, sehingga secara umum lebih dikenal dengan istilah konservasi tanah dan air.
Teknik konservasi tanah merupakan upaya mencegah kerusakan tanah dan memperbaiki tanah yang rusak akibat erosi dan aliran permukaan.
Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah seefisien mungkin untuk pertanian, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak, serta menjamin tersedianya cukup air pada saat musim kemarau.
Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menyarankan dua metode konservasi tanah dan air yang dapat diterapkan pada sistem pertanian organik. Teknik konservasi mekanik serta teknik konservasi vegetatif.
Teknik konservasi mekanik seperti teras, rorak, cekdam, SPA, BTA. Teras biasanya diterapkan pada lahan yang miring dengan jenis antara lain teras kredit, teras gulud, teras bangku, dan teras individu.
Adapun teknik KTA vegetatif seperti rotasi tanaman, mulsa, alley cropping, strip rumput, penanaman tanaman penguat teras, juga pupuk hijau.
Seorang berkebangsaan Inggris, William Tyndale menghadapi sebuah masalah dimana ia tinggal di sebuah bangsa yang memiliki sedikit mesin pencetak, dan mereka yang memiliki percetakan, memproduksi buku-buku dengan kualitas yang rendah. Tidak hanya buku-buku dari Martin Luther (yang membela Alkitab sebagai sumber di mana seluruh orang Kristen harus berbalik kepada kebenaran) dilarang di negaranya pada awal abad keenam belas, tetapi merupakan ilegal untuk seseorang menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris pada masa itu.
William Tyndale, bagaimanapun, merasa terdesak untuk melakukan hal itu dan ia telah mempelajari bahasa Yunani dan Latin, juga telah membaca Kitab Suci-nya. Tyndale seorang pastor yang sangat kritis di dalam pemikiran, terutama karena "para pendeta di negara tersebut tidak terdidik" dan tidak dapat mengajarkan Alkitab kepada orang-orang awam. Ia sangat percaya bahwa orang-orang harus dapat melihat "proses, perintah, dan arti" dari Alkitab bagi mereka sendiri.
Oleh sebab itu, Tyndale meninggalkan Inggris dan pergi ke Jerman pada tahun 1524. Ia mengatakan kepada seorang yang berpendidikan ketika berangkat, "Jika Allah masih membiarkan saya hidup, saya akan mendidik seorang anak kecil yang menarik bajak bertahun-tahun agar mengetahui Alkitab lebih dari Anda".
Di Colgne tahun berikutnya, Tyndale mulai mencetak hasil terjemahan Alkitab Perjanjian Baru-nya ke dalam bahasa Inggris. Ia dihentikan oleh para petinggi agama dan lari ke Worms, pada tahun 1526. Ia menyelesaikan cetakan Alkitab Perjanjian Baru-nya yang manis dalam ukuran saku, cetakan yang banyak dibaca orang. Buku Alkitab tersebut menjadi sangat terkenal dalam waktu singkat dan diselundupkan dalam jumlah besar ke Inggris. Untuk pertama kalinya, orang-orang membaca kata-kata dari Firman Allah, yang sejak itu menjadi terkenal di kalangan pembaca Kristen yang berbahasa Inggris: "sebuah kota yang ada di atas bukit tidak dapat disembunyikan ... Tidak ada orang yang dapat mengabdi kepada dua tuan ... Minta, dan itu akan diberikan kepadamu. Carilah dan kamu akan menemukan. Ketuklah dan itu akan dibukakan kepadamu".
Gereja Roma Katolik di Inggris merasa sangat terancam dengan terjemahan Alkitab Perjanjian Baru Tyndale tersebut dimana sebuah perburuan terhadap kaum bidat saat itu dilakukan di Inggris pada tahun 1528. Orang-orang Roma Katolik merasa bahwa Alkitab Perjanjian Baru mewakili Protestanisme secara keseluruhan, dan mereka pindah cepat sekali dalam usaha mereka menghancurkan gelombang yang tumbuh tersebut.
Thomas More memimpin debat, menyatakan bahwa pengertian atas Kitab Suci merupakan milik Paus dan hierarki Gereja sendiri dan orang-orang biasa tidak mampu untuk mengerti Alkitab tanpa bimbingan dari Gereja.
Para pejabat gereja dikirim untuk mencari William Tyndale. Mereka berhadapan dengan Tyndale, yang ditangkap dan dipenjarakan di Brussels pada tahun 1535. Setelah enam belas bulan di penjara, ia secara resmi dihukum atas tindakan yang dianggap bidat saat itu dan diikat serta dibakar pada sebuah tonggak kayu. Sebelum kematiannya, William Tyndale telah belajar bahasa Ibrani ketika di Jerman, dan ia telah menterjemahkan dan mencetak lima Kitab Musa, lima kitab pertama dalam Alkitab Perjanjian Lama ke dalam bahasa Inggris.
Tokoh lainnya melanjutkan pekerjaan yang telah dilakukan Tyndale, Alkitab secara lengkap dalam bahasa Inggris yang pertama diproduksi pada tahun 1535, ketika Tyndale masih berada di dalam penjara, sehingga sembilan persepuluh dari versi resmi Alkitab Perjanjian Baru merupakan karya Tyndale, juga setengah pertama dari Alkitab Perjanjian Lama. William Tyndale melakukan apapun yang diperlukan untuk menyebarkan kebenaran Allah kepada sebanyak-banyaknya orang.