Tata Cara Budidaya Merica Skala Industri

02.00.00

Merica atau lada merupakan salah satu komoditi utama di Indonesia. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan rempah yang semakin tinggi. Oleh karena itu, banyak orang yang tertarik untuk terjun ke bisnis budidaya merica. Harga rempah yang cukup tinggi juga menjadi salah satu latar belakang banyaknya orang yang melakukan budidaya tanaman rempah di Indonesia.




Salah satu jenis rempah yang cukup terkenal adalah merica. Saat ini telah semakin banyak orang yang memiliki perkebunan merica sendiri dan memulai bisnis budidaya merica, baik dalam skala kecil maupun skala industri. Untuk menghasilkan merica berkualitas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut penjelasannya.

Klasifikasi merica

Sebelum memulai budidaya merica, terlebih dahulu Anda harus mengetahui karakteristik dan syarat tumbuh merica. Agar dapat tumbuh dengan subur, merica memerlukan beberapa syarat seperti curah hujan antara 2.000—3.000 mm per tahun, cukup mendapat sinar matahari, suhu udara antara 20—34 derajat Celsius, kelembapan udara antara 60—80%, serta terlindung dari embusan angin kencang.

Pembibitan

Mendapatkan bibit merica berkualitas adalah salah satu syarat utama yang harus Anda lakukan sebagai tahap persiapan dalam budidaya merica. Ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan bibit merica dengan kualitas baik. Anda dapat melakukan proses pembibitan sendiri dengan menggunakan biji. Atau, Anda juga bisa membeli bibit merica siap tanam dari penyedia bibit merica.

Persiapan tanah

Pada budidaya merica pengolahan atau persiapan media tanam. Adapun syarat-syarat media tanam yang baik antara lain kaya akan bahan organik, tidak tergenang, tidak terlalu kering, pH seimbang, memiliki kandungan humus yang baik, kemiringan lahan tidak lebih dari 30 derajat, dan ketinggian lahan antara 300—1.100 m dari permukaan laut. Jenis tanah yang bisa digunakan antara lain adalah lateritic, latosol, dan utisol.

Teknik penanaman

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pembibitan adalah kemurnian jenis bibit, berasal dari induk yang sehat, bebas dari hama, serta berasal dari induk yang sudah berumur antara 1—3 tahun. Kebutuhan bibit per hektare adalah rata-rata 2.000 bibit.

Selain pembibitan, hal lain yang perlu diketahui mengenai cara budidaya merica adalah cara pengolahan media tanamnya. Mencangkul dan mengapuri lahan adalah hal penting agar lahan menjadi gembur dan terjaga tingkat keasamannya. Perlu diperhatikan juga dosis kapur yang digunakan dalam proses pengapuran agar didapat lahan dengan tingkat keasaman yang seimbang.

Teknik atau cara tanam yang digunakan dalam proses budidaya merica adalah sistem monokultur dengan jarak tanam 2 × 2 m. Lubang tanam dibuat dengan bentuk limas dengan kedalaman sekitar 50 cm. Lubang harus dibiarkan selama 10—15 hari sebelum ditanami dengan bibit. Waktu penanaman yang ideal adalah pada musim penghujan. Jangan lupa untuk menambahkan pupuk kandang pada saat proses penanaman bibit.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam budidaya merica adalah pembuatan sulur panjat. Tanaman merica adalah termasuk tanaman merambat sehingga Anda harus menggunakan tiang panjat sebagai tempat bagi tanaman untuk merambat dan tumbuh dengan baik. Masa awal penanaman dapat dibantu dengan mengikat tanaman pada tiang rambat yang dapat dilepas dengan mudah ikatannya apabila tanaman telah kuat melekat di tiang rambat.

Selain penanaman yang baik, perlu juga dilakukan proses perawatan untuk menjaga kualitas merica yang dihasilkan. Perawatan tanaman merica antara lain penyiangan, pemangkasan, pemupukan berkala, pengairan, pemberian mulsa, dan pengendalian hama.

You Might Also Like

0 komentar