[RENUNGAN] Minggu, 13 November 2016

02.00.00



Bacaan dari Kitab Nubuat Maleakhi (4:1-2a)

"Bagimu akan terbit surya kebenaran."

Sungguh, hari Tuhan akan datang, menyala seperti perapian! Maka semua orang yang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik akan menjadi seperti jerami, dan akan terbakar oleh hari yang datang itu,” firman Tuhan semesta alam; “akar dan cabang mereka pun tidak akan ditinggalkan. Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya.”


Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (3:7-12)

"Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."


Saudara-saudara, kamu sendiri tahu bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu. Kami tidak makan rezeki orang dengan cuma-cuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak menerima rezeki dari kamu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab ketika berada di tengah-tengahmu, kami telah memperingatkan, ‘Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan!’ Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringatkan dan kami nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan dari hasil jerih payahnya sendiri.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:5-19)

"Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."

Sekali peristiwa, ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai barang persembahan, berkatalah Yesus, “Akan datang harinya segala yang kamu lihat di situ diruntuhkan, dan tidak akan ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain.” Lalu murid-murid bertanya kepada Yesus, “Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab Yesus, “Waspadalah, jangan sampai kamu disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata ‘Akulah Dia’ atau ‘Saatnya sudah dekat’. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan bila kamu mendengar tentang perang dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan. Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kamu memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluarga dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh; karena nama-Ku kamu akan dibenci semua orang. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”


[RENUNGAN]


Dalam injil yang dibacakan hari ini, Yesus menegaskan kepada orang-orang yang sedang mengagumi keindahan Bait Allah bahwa satu ketika bangunan itu akan terbongkar seluruhnya dan diruntuhkan (ayat 5-6). Ketika mereka bertanya kapan saat itu tiba (ayat 7). Yesus menasihati mereka agar waspada terhadap orang yang mengatakan saatnya sudah tiba dengan memakai nama Yesus (ayat 8-9).

Jangan terlalu berspekulasi. Jangan pula cemas melihat kekacauan yang bisa jadi menandai datangnya saat itu, juga tak perlu gentar bila dituduh, karena akan memperoleh kata-kata hikmat darinya. Bila sanggup bertahan, mereka akan tetap hidup (ayat 10-19).

Kedamaian dan ketentraman hidup sebagai bangsa pilihan Allah terusik dengan timbulnya ketegangan antara kelompok satu dengan yang lain. Apalagi dengan berbaurnya kekuatan luar dari kaum Helenis (Yunani) dan tentara pemerintah Romawi. Ketegangan ini membawa orang-orang Yahudi yang tadinya damai, tenang sejahtera (syaloom) menjadi terusik. Timbul pertikaian dan perpecahan dikalangan Yahudi. Apakah ini tanda-tanda kehancuran? Apakah akhir jaman sudah dimulai? Kekacauan yang dialami tadi juga mulai dipahami sebagai tanda-tanda bakal segera datangnya akhir zaman tadi.

Saat itu pula berkembang kepercayaan akan tibanya seorang tokoh besar yang bakal memimpin orang keluar melewati zaman edan tadi. Dia akan membangun kembali kehidupan yang berantakan itu. Mereka yang bertahan dalam zaman susah itu akan diselamatkan dan akan memasuki hidup baru.

Penguasa Romawi semakin bertangan besi, menumpas setiap pergerakan yang mereka anggap mau melepaskan diri dari kuasa mereka. Sejarah mencatat tahun 63 SM, tentara Romawi menguasai Yerusalem dan menerapkan peraturan administratif Romawi dalam kalangan Yahudi. Dua tahun kemudian (70-an), kota Yerusalem hancur demikian juga Bait Allah, yang menjadi pusat kehidupan reiligius dan sosial. Sebuah tanda akhir zaman sedang terjadi (menurut pandangan mereka). Situasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi murid-murid Yesus. Bertahan dalam iman atau tergerus dengan anggapan orang-orang sebangsanya. Celakanya kelompok Yahudi yang boleh dikatakan pemegang kendali hukum agama (Sanhedrin) mulai keropos dan rapuh. Bekerja sama dengan orang-orang yang punya kendali politik; menghitung kekuatan untuk tetap mempertahankan posisinya dan tidak berani melawan Roma, bahkan kelompok Sanhedrin mulai menekan siapa saja yang dapat membangkitkan kemarahan bangsa Romawi. Tidak heran bila Yesus dan murid-murid-Nya perlu ditekan jangan sampai menimbulkan kemarahan orang-orang Roma dan dapat mengakibatkan semua orang Yahudi dan lembaga Agama hancur luluh lantak. Kenyataannya memang Yerusalem dan Bait Allah hancur. Dalam situasi yang carut marut, Yesus mengingatkan jangan mudah mempercayai orang yang mengaku diri Mesias (ayat 8), dan tabahlah dalam penderitaan (9-19). Penderitaan tidak membuat orang-orang putus harapan asal masih percaya akan datang seorang pembebas. Murid-murid dihimbau agar tidak mudah mempercayai orang-orang yang mengaku diri Mesias karena klaim seperti itu tidak berdasar, tidak meyakinkan. Tabah bukan berarti nekat atau biar asal menderita. Tabah berarti bijaksana, inilah maksud ayat 15 yang menyampaikan perkataan Yesus bahwa ia sendiri akan memberikan “kata-kata hikmat” kepada para pengikutnya. Walau dunia tergoncang, situasi sosial membuat kecut hati janganlah gampang mengatakan Kiamat sudah/hampir tiba. Dan jangan gampang menaruh kepercayaan kepada orang-orang yang mengaku diri sebagai penyelamat (Mesias) dengan membuat perbuatan-perbuatan ajaib. Tetapi tetaplah bijaksana. Tuhan akan melindungi kita yang percaya selalu dan selama-lamanya.

You Might Also Like

0 komentar