Teknologi Pengolahan Puree Mangga

02.00.00



Teknologi pengolahan puree buah adalah teknik pengolahan buah menjadi produk intermediate yakni produk puree atau ekstrak buah yang dapat diolah lebih lanjut menjadi jus langsung minum, dodol, sirup dan produk olahan lainnya. Buah yang dapat diolah bisa berupa buah mangga, strawberry, sirsak dan jambu biji.

Pengolahan mangga menjadi puree merupakan salah satu alternatif yang baik sekaligus dapat meningkatkan nilai ekonomis buah mangga. Puree mangga merupakan bahan baku makanan dan minuman yang lebih tahan disimpan dan mudah didistribusikan dibandingkan dengan buah segarnya.

Puree mangga sangat dibutuhkan oleh industri makanan dan minuman sebagai bahan baku. Pengolahan mangga menjadi puree diawali dengan pencucian, pengupasan, pemisahan biji, pembuatan bubur, blending, pengawetan (pasteurisasi), pengemasan dan produk siap dijual atau diolah lebih lanjut.

Puree mangga kaya akan gizi, mengandung berbagai vitamin dan mineral antara lain karbohidrat 11,2-18,7 g, kalsium 13-16 mg, fosfor 9-10 mg, besi 0,2-1,9 mg, vitamin A 1.200-6.250 SI, vitamin B 0,03-0,8 mg, dan vitamin C 6-30 mg dalam setiap 100 g bahan. Namun karena kaya nutrisi, puree mangga sangat disukai oleh mikroorganisme sebagai tempat hidupnya, karena itu puree harus diawetkan.

Pengawetan yang sesuai untuk puree adalah pembekuan. Sebelum dibekukan, puree dipanaskan terbatas untuk inaktivasi enzim. Penggunaan panas untuk mengawetkan produk pangan yang berasam tinggi seperti puree mangga dikenal dengan istilah pasteurisasi.

Produk pangan yang dapat dipasteurisasi harus memiliki pH kurang dari 4,5 sehingga tidak memerlukan perlakuan khusus untuk membunuh mikroba patogen penghasil racun botulinin. Melalui rangkaian penelitian dapat ditentukan suhu dan lama waktu pasteurisasi yang dapat menurunkan jumlah mikroba.

Berdasarkan jumlah mikroba awal pada bahan, puree mangga yang disiapkan secara higienis hanya memerlukan waktu pasteurisasi 1-3 menit pada suhu 90°C. Caranya, puree dilewatkan dalam pasteurizer dan langsung dimasukkan ke dalam botol.

Penentuan tanggal kadaluwarsa sangat penting dalam pemasaran produk karena akan memberikan daya saing dan jaminan mutu pada konsumen. Untuk puree yang ditambahkan gula hingga mencapai 20°Brix, perubahan total asam dan warna mangga mengikuti orde satu, sedangkan rasa asam dan manis mengikuti orde nol.

Bila dipasteurisasi pada suhu 65°C selama 15 menit dan disimpan pada suhu 7°C maka dugaan umur simpan puree adalah 11,2 bulan (setyadjit, 2010). Pengawetan puree dapat pula dilakukan dengan menambahkan gula pasir sebelum pemanasan. Gula ditambahkan maksimum sampai 40°Brix, karena bila melebihi takaran tersebut puree akan menjadi keras seperti jelly. Dengan kadar gula tersebut puree akan lebih awet.

Keunggulan dari teknologi puree pada buah mangga adalah dapat mudah diterapkan dengan tipe miniplan yang higienis karena mesin menggunakan bahan stainless steel, dapat memproses secara cepat pada saat musim panen, dapat memperpanjang masa simpan buah mangga ketika musim panen tiba, dan dapat memberikan nilai tambah karena dari puree tersebut bisa dijadikan olahan makanan dan minuman siap konsumsi seperti, dodol, sirup, jelly dan es krim.

You Might Also Like

0 komentar