Mengendalikan Lalat Buah pada Jeruk

02.00.00



Lalat buah (Bactrocera spp), merupakan salah satu hama penting pada jeruk. Kerusakan yang ditimbulkan oleh larvanya akan menyebabkan gugurnya buah sebelum mencapai kematangan yang diinginkan. Hal ini sangat merugikan karena dapat menghambat peningkatan produksi dan mutu buah. Buah yang terserang mudah dikenali dengan adannyaperubahan warna kulit di sekitar tanda sengatan dan terjadinya pembusukan buah dengan cepat. Pada buah yang terserang biasanya terdapat lubang kecil di bagian tengah kulitnya/. Hal tersebut disebabkan oleh larva lalat buah yag hidup di dalam buah yang hampir masak sehingga menyebabkan buah menjadi busuk. Apabila dibelah pada daging buah terdapat belatung-belatung kecil yang biasanya meloncat apabila tersentuh.

Pada jeruk, lalat buah paling banyak menyerang pamelo (citrus grandis) dan sedikit yang menyerang jeruk manis (C.sineis) serta jeruk jenis lain. Pada pamelo serangan lalat buah menyebabkan kerugian 30-60% kadang-kadang bersamaan dengan serangan penggerek buah (Citripestis segittiferella), sehingga agak sulit membedakan kedua hama tersebut. Jenis lalat buah yang menyerang jeruk di Indonesia dilaporkan ada 4 jenis yairu B. Carambolae, B. Papaye, B. Dorsalis dan B.Cucurbitae.

Lalat buah peka terhadap lingkungan yang kurang baik. Pada kondisi lingkungan yang kurang baik. Pada kondisi lingkungan yang optimal mamu menghasilkan populasi tinggi. Suhu optimal mampu menghasilkan populasi tinggi. Suhu optimal untuk perkembangan lalat buah + 26oC dengan kelembaban realatif 70%. Kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan pupa. Kelembaban tanah yang paling baik untuk stadia pupa antara 0-9%. Cahaya mempunyai pengaruh langsung terhadap perkembangan lalat buah, dimana lalat buah betina akan meletakkan telur lebih cepat pada kondisi yang terang, sebaliknya pupanya tidak akan menjadi dewasa apabila terkensa sinar.

PENGENDALIAN

Berdasarkan hasil monitoring pengandalian lalat buah dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknologi yang dapat diaplikasikan yaitu :
  • Pengandalian fisik dengan pembungkusan buah mulai umur 1.5 bulan untuk mencegah oviposisi(peletakan telur)pada buah. Pembungkusan dapat dilakukan dengan menggunakan kertas semen atau kantong plastik.
  • Sanitasi kebun, memusnahkan buah jeruk yang terserang baik yang masih dipohon maupun yang sudah gugur dengan cara membenamkan ke dalam tanah atau membakarnya, dengan tujuan mematikan larva yang ada di tanah.
  • Penggunaan atraktan/perangkap lalat buah jantan dengan senyawa Methyl Eugenol (ME) yang dikombinasikan dengan insektisida untuk menangkap lalat jantan sekaligus mengendalikan.
  • Pengendalian mekanis dengan tanah di bawah tajuk dan pengasapan secara berkala agar pupa tidak menjadi dewasa dan untuk mengusir lalat dewasa.
  • Pengendalian dengan pelepasan serangga mandul yang dihasilkan dengan teknik radiasi. Pengendalian ini masih merupakan pengendalian yang mahal.
  • Pengendalian biologi, yaitu dengan memanfaatkan parasitoid dan predator yang ada di alam seperti Biosteres sp., Opius sp., semut dan laba-laba

Pembuatan dan Pemasangan Perangkap

Cara yang cukup sederhana dan murah untuk membuat perangkap lalat buah adalah dengan menggunakan botol/wadah bekas air minum yang lehernya berbentuk kerucut. Bagian tabung yang berbentuk kerucut dipotong, kemudian dipasang kembali secara terbalik, bagian mulut tabung mengahdap ke dalam tabng kemudian bagian sambungan direkatkan dengan lem/selotip.

Atraktan/bahan perangkap dipasang pada medium kapas yang dipilin sampai sebesar ibu jari kemudian diikat dengan kawat kecil sedemikian rupa sehingga menggantung pada bagian tengah tabung perangkap. Bahan atraktan diteteskan pada kapas sampai basah namun tidak menetes, gantungkan perangkap pada cabang atau ranting tanaman dibagian tajuk pohon. Pemasangan perangkap dilakukan sejak buah pentil (umur 1.5 bulan) sampai buah panen dan pemberian antraktan diulang setiap satu bulan. Setiap satu hektar pertanaman dapat dipasang 15-25 perangkap.

You Might Also Like

0 komentar