Pemanfaatan Tunas Tanpa Rimpang sebagai Sumber Benih Jahe

02.00.00

Tahapan


Terobosan baru dalam teknik pembibitan dengan mengefisienkan kebutuhan benih telah dilakukan dengan menggunakan tunas tanpa rimpang.

Peneliti Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah melakukan penelitian dengan menggunakan tujuh aksesi rimpang jahe merah. Rimpang dari tujuh aksesi disemai di bak pembibitan yang berisi media cocopit.

Pemupukan diberikan dari awal penyemaian dengan cara menyemprotkan pupuk cair organik 3 cc/l, 2 kali seminggu. Tunas yang berukuran 30 cm dengan 2-3 daun dipisahkan dari rimpangnya, dipindah ke polibag yang berisi media tanah.

Pembibitan dilakukan selama 2 bulan. Pengamatan dilakukan setiap dua minggu terhadap kecepatan bertunas dan jumlah tunas yang siap dipindahkan ke polibag.

Hasil penelitian menunjukkan jumlah tunas yang tumbuh dari 1 kg rimpang, berkisar antara 163 - 387 tunas, populasi tunas terbanyak dihasilkan dari aksesi 006 dan terendah aksesi 004. Benih yang diperoleh dan siap tanam di lapang mencapai minimum 250 benih dalam dua bulan.

Apabila penanaman dilakukan dengan 1 tunas per lubang, maka kebutuhan benih per hektar hanya memerlukan 20 - 30% dari volume kebutuhan benih umumnya yaitu 200 -300 kg rimpang.

Efisiensi biaya benih cukup tinggi, dengan harga benih Rp. 25.000,-/kg maka biaya yang diperlukan per hektar Rp. 7.500.000,-. Apabila menggunakan sistem pembibitan dengan rimpang akan memerlukan biaya sekitar Rp. 25.000.000,-/ha.

Keuntungan lainnya benih dapat tersedia setiap saat, sehingga masalah kelangkaan benih dapat dengan mudah diatasi. Model perbanyakan seperti ini tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh petani dalam mengefisienkan benih, akan tetapi dapat dimanfaatkan juga dalam konservasi plasma nutfah dan penyediaan benih sumber yang harus tersedia setiap saat.

You Might Also Like

0 komentar