Silase Kulit Pisang, Solusi Atasi Limbah Padat

02.00.00



Provinsi Lampung dikenal dengan oleh-oleh khas yang berupa kripik pisang dengan berbagai varian tambahan rasa. Tak mengherankan, pisang memang salah satu komoditas yang paling banyak dibudidayakan di Lampung.

Pengolahan pascapanen pisang menghasilkan limbah padat berupa kulit pisang yang melimpah. Tentu saja limbah itu membawa dampak pada pencemaran lingkungan.

BPTP Lampung menawarkan solusi untuk mengatasi limbah kulit pisang tersebut, yaitu melalui pembuatan silase kulit pisang. Hal ini sekaligus menjawab kebutuhan pakan bagi ternak sapi potong yang juga banyak dipelihara masyarakat Lampung. Menurut Disnakkeswan, pada tahun 2014 tercatat populasi sapi potong di Lampung sebanyak 723.394 ekor.

Potensi pakan silase kulit pisang ini dapat menjadi salah satu alternatif sumber karbohidrat yang baik bagi semua fase kehidupan ternak. Analisis proksimat oleh BPTP Lampung menunjukkan kandungan bahan kering (BK) sekitar 20%, protein kasar (PK) sekitar 7%, lemak kasar sekitar 13% dan serat kasar (SK) sekitar 11%.

Proses pembuatan silase ini memang tidak hanya memanfaatkan keberlimpahan limbah kulit pisang, akan tetapi juga dengan penambahan beberapa bahan aditif, seperti tetes, urea, tepung tapioka atau dedak padi.

Tujuan penambahan bahan aditif ini antara lain untuk mempercepat pembentukan asam laktat dan asam asetat dan untuk mempercepat penurunan pH agar tidak terjadi fermentasi berlebihan, serta sebagai suplemen zat gizi dalam pakan ternak.

You Might Also Like

0 komentar