MALAM NATAL
02.00.00MALAM NATAL
Seperti sudah sangat lazim, di samping tiruan kandang yang dipajang di gereja-gereja sejak masa Gereja perdana, kebiasaan membangun kandang di rumah telah dikembangkan secara luas sejak abad ke-13, tidak diragukan lagi karena pengaruh kandang yang dipajang St. Fransiskus Assisi di Greccio. Penyiapannya, dimana anak-anak memainkan peran penting, merupakan kesempatan bagi anggota keluarga untuk mulai berkontak dengan misteri Natal, tatkala mereka berhimpun untuk berdoa atau membaca kisah Kitab Suci tentang kelahiran Tuhan.
Dalam waktu antara Ibadat Sore I Natal dan misa tengah malam - baik tradisi menyanyikan Natal yang menjadi sarana ampuh untuk menyampaikan pesan sukacita dan damai natal, maupun kesalehan umat menawarkan beberapa bentuk doa yang berbeda-beda dari negara ke negara - semua ini hendaknya disambut gembira dan kalau perlu diserasikan dengan perayaan liturgi sendiri. Beberapa contoh, misalnya:
- Kandang hidup dan pemasangan kandang dirumah-rumah kaum beriman yang merupakan kesempatan yang baik untuk doa keluarga: doa ini hendaknya mencakup pembacaan kisah kelahiran Yesus menurut Lukas, nyanyian khas Natal, serta doa permohonan dan pujian, khususnya oleh anak-anak, "bintang" dalam peristiwa keluarga ini.
- Pemasangan pohon Natal. Ini juga menawarkan kesempatan yang bagus untuk doa keluarga. Terlepas dari asal-usul historinya, pohon Natal memiliki simbol kuat dewasa ini dan tersebar amat luas di tengah umat kristiani; pohon Natal mengingatkan pohon yang tumbuh di tengah Taman Eden (Kej 2:9) maupun pohon Salib, yang mendapat makna kristologis: Kristus adalah pohon hidup sejati, lahir dari tunggul insani, dari Perawan Maria, pohon yang selalu hijau dan berbuah lebat. Di negara-negara Eropa Utara, pohon Natal dihias dengan apel dan malaikat dapat ditambahkan "bingkisan". Namun, di antara bingkisan yang ditempatkan di bawah pohon Natal, hendaknya ada juga bingkisan untuk kaum miskin sebab mereka merupakan bagian dari setiap keluarga Kristiani.
- Perjamuan Natal. Keluarga Kristen, yang setiap hari, menurut tradisi, memberkati hidangan dan menysukuri Tuhan, karena karunia makanan, dapat menyelenggarakan perjamuan Natal secara lebih istimewa karena perjamuan ini memberikan ungkapan nyata dan luar biasa pada sukacita keluarga.
0 komentar