Kedelai Kipas Merah Biruen Berprospek Dukung UPSUS
02.00.00
Aceh, selain dikenal dengan kopi gayo-nya, dikenal pula dengan kedelai “Kipas Merah Biruen”. Kedelai varietas ini berasal dari varietas lokal yang telah lama berkembang di Provinsi Aceh, khususnya di Kabupaten Biruen. Pada tahun 2008 telah terdaftar menjadi salah satu varietas unggul nasional.
Varietas ini memiliki tinggi tanaman 40-90 cm, umur mulai berbunga 35-45 hari setelah tanam (hst), umur panen 85-90 hst, bobot 100 biji adalah 12 gram, potensi hasil dapat mencapai 3,5 ton/ha. Terkait OPT, varietas ini diklaim memiliki ketahanan terhadap penyakit karat daun.
Keunggulan varietas ini adalah memiliki potensi hasil tinggi, polong tidak mudah pecah, tahan rebah, adaptasi luas (cocok ditanam pada lahan kering, lahan sawah tadah hujan setelah panen padi, dan lahan gambut). Potensial dikembangkan secara agroindustri pangan dalam penyediaan pangan yang berprotein tinggi untuk meningkatkan gizi masyarakat.
Kedelai Kipas Merah memberikan prospek yang baik untuk program UPSUS guna mencapai swasembada kedelai pada tahun 2017. BPTP Aceh sendiri telah merekomendasikan dua varietas kedelai yang cocok untuk Aceh yaitu Anjasmoro dan Kipas Merah Bireuen. Varietas Anjasmoro mempunyai biji besar, cocok untuk tempe, sedangkan Kipas Merah berbiji sedang, sangat cocok untuk tahu dan susu karena kandungan proteinnya mencapai 30% dan lemak 20%.
Dalam pengembangan teknologi kedelai varietas Kipas Merah Bireun ini, sudah dilakukan kerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Aceh. Bahkan, sudah memiliki status perlindungan HKI dengan pendaftaran varietas No. 239/Kpts/SR. 120/3/2008.
0 komentar