Hari Raya Santa Bunda Allah
(Lukas 2 : 16-21)
Hari Minggu ini bertepatan dengan Tahun Baru. Gereja merayakannya juga sebagai Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. Sejak zaman para rasul Gereja menyebut Maria sebagai sang "Theotokos", artinya "yang membuat keilahian lahir". Pengakuan ini kemudian resmi diterima dalam Konsili Ekumenis di Efesus tahun 431.
Konsili dengan teguh mempertahankan ajaran yang benar, yaitu bahwa Maria adalah Bunda Allah (Theotokos), karena Yesus Anaknya adalah sungguh-sungguh Allah. Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah ditetapkan oleh Paus Pius XI pada hari ulang tahun ke-1500 Konsili Efesus tersebut.
Nabi Yesaya bernubuat: "Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia, Imanuel" (Yes 7:14), dan makna salam Elisabeth kepada Maria yang mengunjunginya:"Siapakah aku ini, sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" (Luk 1:42-43).
Perjalanan masa lalu mengajarkan kepada kita, Allah tidak pernah membiarkan manusia berjalan sendirian, segelap apapun masa lalu, diujung sana ada sinar yang memberikan harapan. Imanuel-"Tuhan berserta kita". Dan Maria sang Theotokos "yang membuat keilahian lahir" itu menunjukkan memang benar demikian. Maria diajak oleh Allah untuk ikut serta mewujudkan berkat bagi umat manusia. Sebuah ajakan yang tetap aktual bagi semua orang yang berkemauan baik. Bunda Maria menjawab itu dengan berkata "terjadilah perkataan-Mu" kepada Gabriel.
Lukas 2:21 mencatat setelah genap 8 hari, bayi itu disunatkan. Dengan sunat Yesus secara resmi ditandai sebagai anggota umat Tuhan. Pada saat itu juga dinyatakan secara remi nama-Nya. Nama ini sendiri menandaskan bahwa Tuhan itu pemberi keselamatan. Ayat ini juga sekali lagi mengingatkan kita semua bahwa nama itu telah disampaikan malaikat ketika mengunjungi Maria (Luk 1:31) sebelum ia mengandung. Mari kita menyadari bahwa Tuhan Penyelamat membiarkan diri dibesarkan oleh manusia agar makin dikenali.
Merayakan keibuan Maria sebenarnya bukan hanya menghormati pribadinya belaka, melainkan merayakan kemanusiaan yang diberkati Tuhan. Dan kita merayakan iman kita akan Yesus Kristus "sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh Manusia". Kemuliaan Maria sebagai Bunda Allah adalah cermin kemuliaan Anaknya, yaitu Yesus, Tuhan dan Penebus umat manusia. Bunda Maria memungkinkan umat manusia mengalami keilahian sebagai berkat.
SELAMAT TAHUN BARU 2017 !