Minggu, 14 Mei 2017 Hari Minggu Paskah V
01.00.00
Hari Minggu Paskah V
Kebangkitan Kristus berarti kehidupan bagi orang mati, pengampunan bagi orang berdosa dan kemuliaan bagi orang kudus. (St. Maximus dari Turin)
Minggu ini kita diingatkan agar jangan takut dan gelisah. Mengapa? Karena Tuhan mengetahui bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk menjadi takut dan gelisah. Permasalahan keluarga, kondisi keuangan, pergumulan di dalam dosa dan penyakit dapat mengakibatkan kita menjadi gelisah dan khawatir. “Mati aku“, adalah reaksi terburuk yang mungkin dapat terucap jika segala problema itu nampaknya tidak teratasi. Namun dalam kemungkinan terburuk sekalipun, bahkan pada saat menjelang ajal kita, Tuhan mengingatkan agar kita tak perlu kuatir. Sebab asalkan kita setia beriman kepada-Nya, maka Tuhan sudah menyediakan tempat bagi kita di surga. Oleh karena itu, kematian bagi kita orang percaya sesungguhnya bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena merupakan awal dari kehidupan yang baru, di mana kita beroleh pemenuhan akan pengharapan iman kita: bahwa Tuhan akan menyediakan tempat bagi kita dan kita akan tinggal bersama-Nya.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:1-7)
.
"Mereka memilih tujuh orang yang penuh dengan Roh Kudus."
Di kalangan jemaat di Yerusalem, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena dalam pelayanan sehari-hari pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan. Berhubung dengan itu kedua belas rasul memanggil semua murid berkumpul dan berkata, “Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu yang terkenal baik dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, sehingga kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan firman.” Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat. Lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada para rasul; lalu para rasul pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak, juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Ptr 2:4-9)
"Kamulah bangsa yang terpilih, kaum imam yang rajawi."
Saudara-saudara terkasih, datanglah kepada Kristus, batu yang hidup, yang dibuang oleh manusia, tetapi dipilih dan dihormati di hadirat Allah. Biarlah kamu pun dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani, yang berkenan kepada Allah karena Yesus Kristus. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepadanya tidak akan dipermalukan. Karena itu, bagi kamu yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya, “Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan. Mereka tersandung padanya karena mereka tidak taat kepada firman Allah; dan memang sudah ditentukan untuk itu. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, kaum imam yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Maka kamu harus memaklumkan perbuatan-perbuatan agung Allah. Ia telah memanggil kamu keluar dari kegelapan masuk ke dalam terang-Nya yang menakjubkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:1-12)
"Akulah jalan, kebenaran dan hidup."
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke sana dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana.” Kata Tomas kepada-Nya, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; Jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?” Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada-Nya, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama engkau, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa, bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa kepada kami. Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
[RENUNGAN]
AMAN DALAM KEDIAMAN BAPA
Yohanes 14 : 1 – 12
Yesus membesarkan hati para murid, “janganlah gelisah hatimu” (ay 1). Di jaman dulu sekarang bisa dilihat sisa – sisanya, untuk melindungi warganya, dibangunlah tembok keliling kota dengan pintu utama yang dijaga. Sehingga warga merasa aman terlindungi. Kalau malam hari ketika gerbang kota ditutup, warga yang masih berada di luar tembok, rentan oleh ancaman baik dengan binatang buas atau perampok/penyamun.
Begitulah yang dikatakan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Ada tempat yang paling memberi rasa aman. Tempat itu ialah kediaman Bapa sendiri, Di situ Yang Maha Tinggi berkuasa. Tak ada yang dapat menggangu gugat mereka yang berdiam di dekatnya. Di kediaman Bapa ada banyak “tempat tinggal”. Ini cara untuk mengatakan bahwa siapa saja boleh dan bisa menemukan ketenteraman dan perlindungan di dekat Yang Mahakuasa. Tidak lagi akan ada yang bakal merasa ditinggalkan. Tidak usah berebut dan waswas bakal tidak mendapat tempat.
Yesus datang memberitahukan hal itu. Dia sendiri akan menyiapkan tempat itu, dan bila nanti Ia sudah selesai Ia akan kembali dan membawa murid-murid ke tempat yang aman itu tadi. Dan merekatakkan berpisah lagi dengan-Nya
Murid-murid dikuatkan agar mantap hatinya, itulah arti ajakan untuk mempercayai Bapa dan mempercayai Yesus. Dia tidak hanya menyiapkan tempat tetapi juga sebagai jalan. Jalan adalaharah yang perlu dilalui, ditempuh agar sampai ke tujuan, jalan yang benar ada jaminan akan sampai ke tujuan. Jalan yang sejati itu bukan barang yang mati dan berhenti, melainkan jalan yang betul-betul bisa membawa ke tujuan. Jalan itu jalan yang hidup, Inilah jaminan kepada murid untuk membawa murid-murid ke tempat mereka nanti dapat sungguh-sungguh berbagai kehidupan dengan Yang Mahakuasa sendiri.
Setiap orang ingin mencapai hidup abadidan bahagia. Namun demikian,sering jalan ke sana tidak pasti bahkan membingungkan. Agama-agama di dunia mencoba menjawab ketidakpastian itu. Orang yang percaya kepada Kristus semakin mendekat kepada yang dituju. Orang dengan langkah setapak demi setapak dibawa menuju ke sana. Dan nanti pada saatnya akan tercapai sampai ke tujuan. Bahkan Tujuan yang dicapai tidak terletak jauh di sana. Bahkan semakin mendekat ke sini. Dan itulah yang dianugerahkan Bapa melalui Yesus Kristus. Maka usaha manusia yang menentukan sampai ketujuannya malahan Allah sendiri yang mendatangi mereka yang percaya kepada jalan hidup dan kebenaran.
Filipus berharap bisa melihat dengan mata kepala sendiri tujuan yang mau dicapai tadi. Iman bukan pembuktian matematis, malahan keberanian dan kerelaan menerima ketidakpastian itu dengan ikhlas, membuat orang menjadi orang yang “percaya”.
Cara berpikir seperti Filipus akan macet dan akan menuai kekecewaan. Malah orang akan kehilagan pegangan satu-satunya yang sudah ad, yakni Yesus sendiri yang kan membawa murid-murid kepada Bapa dan membawakan bapa kepada mereka! Dia itu kan “jalan”. Dan itu kan “kebenaran”, dan Dia “hidup”!
Ajaran Yesus kepada filipus, yang dicatat dalam inil Yohanes: “ Jika mau percaya, hendaklah mulai dengan menjauhi kepercayaan yang dibuat sendiri, seperti halnya keinginan untuk melihat Tuahn dan menggapai-Nya! Ini gagasan yang akan membuat orang menangkap kekosongan. Mulailah dengan yang sudah ada di dekat tetapi yang bukan hasil buatan sendiri. Itulah kehadiran Yesus yang membuat tujuan yang rasanya mengawang tadi menjadi dekat, menjadi bagian dalam hidup, Yang muncul dalam keseharian.
Gereja dapat melakukan hal-hal yang tak terpikirkan dan tak terbayangkan sebelumnya, yakni membawakan keilahianke dunia ini. Keprihatinan utama bukan lagi untuk menggapai dan mencapai Ynag Ilahi yang di “sana”, melainkan membawakan-Nya ke “sini”. Itulah panggilan kita semua untuk membawa Yesus dalam kehidupan nyata sekarang ini.
Pelayanan kita, sapaan kita, perjuangan untuk kesejahteraan masyarakat adalah pekerjaan yang dilanjutkan Gereja saat ini, untuk menghadirkan kediaman Bapa semakin dekat dan terwujud di dalam hidup sehari-hari. Kita harus berani bertanya: apakah pelayanan sekolah, sosial , rumah sakit dan pelayanan-pelayanan lainnya menjadi semakin dekatnya kediaman Bapa yang penuh rasa aman dan damai sejahtera, atau justru sebaliknya?
0 komentar