Raup Keuntungan Belasan Juta dari Budidaya Labu Amerika

01.00.00

Seorang pria asal Palembang, Sumatera Selatan, bernama Afrizal, sukses mengembangkan usaha budidaya labu impor asal Amerika Serikat. Untuk memulai usaha ini, awalnya ia hanya mengandalkan lahan seluas seratus meter persegi. Hingga saat ini Afrizal telah menjadi seorang pemasok tunggal labu impor di beberapa supermarket di Palembang.




Budidaya ini dilakukan di sebuah lahan seluas seratus meter persegi di Jalan Pangeran Ayin, Palembang. Tanaman yang biasa tumbuh di daratan negeri Paman Sam pun kini bisa subur di Palembang. Beratnya pun mencapai setengah kilogram hingga satu setengah kilogram.

Waktu yang dibutuhkan untuk memanen pun tak mencapai dua bulan. Labu ini sangat tepat sebagai makanan pendukung ASI, program diet, pencegah kolesterol, penuaan dini, dan kanker karena mengandung anti-oksidan yang tinggi.

Selain itu, kandungan vitamin A dan betakaroten pada labu membuat buah ini juga cocok dikonsumsi bagi penderita diabetes. Menurut Afrizal, budidaya labu ini tidaklah sulit.

Afrizal mendapatkan benih dari Amerika yang kemudian disemaikan dan ditanam menggunakan polybag. Selanjutnya, bedengan yang diberi media rambatan diberikan plastik untuk mencegah gulma.

Agar tanaman tumbuh subur, harus diberikan pupuk cair NPK pada setiap lubang. Selain kesuburan, harus diperhatikan serangan hama di daun yang bisa menghambat tumbuhnya bakal buah. Untuk itu, perlu disemprot cairan pembunuh hama karena sifatnya yang bisa tahan hingga berbulan-bulan.

Setiap panen dua bulan sekali bisa memenuhi kebutuhan supermarket lokal di Palembang. Dengan harga Rp25.000 per kg, Afrizal bisa meraup hingga belasan juta setiap bulannya. Selain menjual ke supermarket, banyak pelanggan juga datang langsung ke kebun.

“Ini baru dua tahun diperkenalkan dari asalnya Amerika Serikat disebut butternut sguash dan ini varietas tiana yang unggul dirasa yang manis dan ukurannya paling besar satu setengah kilo,” kata Afrizal.

You Might Also Like

0 komentar