Minggu, 16 April 2017 HARI RAYA PASKAH - HARI RAYA KEBANGKITAN TUHAN
01.00.00
HARI RAYA PASKAH - HARI RAYA KEBANGKITAN TUHAN
Karena itu Hari Raya Paskah bukan saja salah satu pesta di antara yang lain, mclainkan "pesta segala pesta", "perayaan segala perayaan", sebagaimana Ekaristi adalah Sakramen segala Sakramen (Sakramen agung). Santo Atanasius menamakan pesta Paskah "Minggu agung" (ep. fest. 1), sebagaimana pekan suci di dunia timur dinamakan "pekan agung". Misteri kebangkitan, di mana Kristus mengalahkan kematian, meresapi zaman kita yang lama dengan kekuatannya yang besar, sampai segala sesuatu ditaklukkan kepada Kristus. (Katekismus Gereja Katolik, 1169)
Bacaan Pertama
Bacaan dari Kisah Para Rasul (10:34a.37-43)
"Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati."
Sekali peristiwa Allah menyuruh Petrus pergi ke rumah perwira Kornelius. Di sana Petrus berkata, "Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah pembaptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh dan kuat kuasa. Yesus itulah yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. Kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat Yesus di tanah Yudea maupun di Yerusalem! Dia telah dibunuh dan digantung pada kayu salib. Tetapi Allah telah membangkitkan Dia pada hari yang ketiga. Dan Allah berkenan bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Dan Yesus telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:1-4)
"Pikirkanlah perkara yang di atas, dimana Kristus berada."
Saudara-saudara, kamu telah dibangkitkan bersama dengan Kristus. Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. Kristuslah hidup kita! Apabila Ia menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 5:6b-8)
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:1-9)
Victimae paschali laudes
immolent Christiani.
Agnus redemit oves:
Christus innocens Patri
reconciliavit peccatores.....
(Hai umat Kristen, pujilah Kristus, Sang Kurban Paskah.
Cempe menebus domba: Kristus yang tak berdosa mendamaikan kita dengan Bapa......)
Ini adalah sepenggal Madah Paskah atau Sekuensia yang mesti dinyanyikan sesudah Bacaan II pada Misa hari ini, sebelum Alleluya. Madah yang sangat indah, pujian yang dinyanyikan sejak berabad-abad lalu. Kita diundang untuk bersukacita, sebab Kristus Tuhan kita telah bangkit dan jaya. Maut sudah dikalahkan. Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa kasih Allah lebih besar daripada dosa manusia dan dosa dunia, kemuliaan Allah telah mengalahkan maut. Kini kita beroleh pengharapan sebagai anak-anak Allah untuk hidup bersama Allah melalui Kristus untuk selamanya.
Meskipun begitu, misteri kebangkitan Tuhan bukanlah perkara yang langsung mudah diterima dan ditangkap oleh para murid, bahkan mereka yang termasuk tokoh-tokoh: Petrus dan Yohanes dalam Injil hari ini. Mereka mendengar kabar dari Maria Magdalena bahwa Tubuh Tuhan telah diambil dari kubur. Makam Yesus telah kosong. Maria Magdalena yang hatinya amat mengasihi dan amat dekat dengan Yesus tidak mampu menangkap peristiwa ini. Maria Magdalena mengambil kesimpulan sendiri - tentu kesimpulan yang ngawur - Tuhan telah diambil orang. Ketika Petrus masuk ke dalam makam, ia hanya menemukan kain kafan dan kain peluh, tetapi Yesus tidak ada. Murid yang lebih muda juga ikut masuk ke makam dan dikatakan: ia melihat dan percaya. Tetapi juga tidak jelas, percaya dalam pengertian bagaimana. Sebab teks berikutnya menyatakan: mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. Kisah-kisah kebangkitan selanjutnya akan menjelaskan bahwa kepercayaan dan iman para murid akan Tuhan yang bangkit adalah buah dan perjumpaan dengan Tuhan yang bangkit itu sendiri. Tuhan yang bangkit itulah yang membuat, menumbuhkan dan memastikan iman para murid akan kebangkitan-Nya. Iman akan kebangkitan sungguh melulu anugerah, dan sama sekali bukan hasil kesimpulan logis para murid dalam menganalisis kejadian-kejadian.
Peristiwa Tuhan yang datang dan menjumpai kita, agar kita memiliki iman yang teguh akan kebangkitan-Nya juga terus berlangsung hingga hari ini, di tempat ini. Marilah kita menyadari bahwa setiap kita merayakan Ekaristi, Tuhan sedang datang dan menjumpai kita agar iman kita diteguhkan. Dalam Misa Kudus, Tuhan bersabda dan Tuhan juga hadir dalam rupa roti dan anggur, dan ketika komuni kita menyambut Tubuh-Nya dalam rupa roti. Semoga kita semakin memiliki iman yang teguh akan kebangkitan-Nya sehingga kita pun beroleh sukacita, sukacita Injil yang mesti kita hayati dalam kesaksian hidup sehari-hari. [Rm. E. Martasudjita, Pr/Inspirasi Batin 2017]
"Buanglah ragi yang lama, agar kamu menjadi adonan baru."
Saudara-saudara, kamu tahu bahwa ragi yang sedikit saja dapat mengkhamirkan seluruh adonan. Maka buanglah ragi yang lama, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab Kristus, anak domba Paskah kita, sudah disembelih. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan roti yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:1-9)
"Yesus harus bangkit dari antara orang mati."
Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus, dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Maka ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kubur-Nya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam dan melihat kain kafan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah juga Simon Petrus menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kafan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kafan itu, tetapi agak di samping, di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai ke kubur itu; ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci, yang mengatakan bahwa ia harus bangkit dari antara orang mati.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
[RENUNGAN]
immolent Christiani.
Agnus redemit oves:
Christus innocens Patri
reconciliavit peccatores.....
(Hai umat Kristen, pujilah Kristus, Sang Kurban Paskah.
Cempe menebus domba: Kristus yang tak berdosa mendamaikan kita dengan Bapa......)
Ini adalah sepenggal Madah Paskah atau Sekuensia yang mesti dinyanyikan sesudah Bacaan II pada Misa hari ini, sebelum Alleluya. Madah yang sangat indah, pujian yang dinyanyikan sejak berabad-abad lalu. Kita diundang untuk bersukacita, sebab Kristus Tuhan kita telah bangkit dan jaya. Maut sudah dikalahkan. Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa kasih Allah lebih besar daripada dosa manusia dan dosa dunia, kemuliaan Allah telah mengalahkan maut. Kini kita beroleh pengharapan sebagai anak-anak Allah untuk hidup bersama Allah melalui Kristus untuk selamanya.
Meskipun begitu, misteri kebangkitan Tuhan bukanlah perkara yang langsung mudah diterima dan ditangkap oleh para murid, bahkan mereka yang termasuk tokoh-tokoh: Petrus dan Yohanes dalam Injil hari ini. Mereka mendengar kabar dari Maria Magdalena bahwa Tubuh Tuhan telah diambil dari kubur. Makam Yesus telah kosong. Maria Magdalena yang hatinya amat mengasihi dan amat dekat dengan Yesus tidak mampu menangkap peristiwa ini. Maria Magdalena mengambil kesimpulan sendiri - tentu kesimpulan yang ngawur - Tuhan telah diambil orang. Ketika Petrus masuk ke dalam makam, ia hanya menemukan kain kafan dan kain peluh, tetapi Yesus tidak ada. Murid yang lebih muda juga ikut masuk ke makam dan dikatakan: ia melihat dan percaya. Tetapi juga tidak jelas, percaya dalam pengertian bagaimana. Sebab teks berikutnya menyatakan: mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. Kisah-kisah kebangkitan selanjutnya akan menjelaskan bahwa kepercayaan dan iman para murid akan Tuhan yang bangkit adalah buah dan perjumpaan dengan Tuhan yang bangkit itu sendiri. Tuhan yang bangkit itulah yang membuat, menumbuhkan dan memastikan iman para murid akan kebangkitan-Nya. Iman akan kebangkitan sungguh melulu anugerah, dan sama sekali bukan hasil kesimpulan logis para murid dalam menganalisis kejadian-kejadian.
Peristiwa Tuhan yang datang dan menjumpai kita, agar kita memiliki iman yang teguh akan kebangkitan-Nya juga terus berlangsung hingga hari ini, di tempat ini. Marilah kita menyadari bahwa setiap kita merayakan Ekaristi, Tuhan sedang datang dan menjumpai kita agar iman kita diteguhkan. Dalam Misa Kudus, Tuhan bersabda dan Tuhan juga hadir dalam rupa roti dan anggur, dan ketika komuni kita menyambut Tubuh-Nya dalam rupa roti. Semoga kita semakin memiliki iman yang teguh akan kebangkitan-Nya sehingga kita pun beroleh sukacita, sukacita Injil yang mesti kita hayati dalam kesaksian hidup sehari-hari. [Rm. E. Martasudjita, Pr/Inspirasi Batin 2017]
0 komentar