[RENUNGAN] Minggu, 09 Oktober 2016
02.00.00
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (2Raj 5:14-17)
"Naaman kembali kepada Elisa, abdi Allah, dan memuji Tuhan."
Sekali peristiwa turunlah Naaman, panglima raja Aram, ke Sungai Yordan, lalu membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai itu, sesuai dengan perkataan Elisa, abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, “Sekarang aku tahu bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu, terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!” Tetapi Elisa menjawab, “Demi Tuhan yang hidup, yang aku layani, aku tidak akan menerima apa-apa.” Walaupun Naaman mendesaknya, Elisa tetap tidak mau menerima sesuatu. Akhirnya berkatalah Naaman, “Jikalau demikian, berikanlah kepada hambamu ini tanah sebanyak dapat diangkut oleh sepasang bagal, sebab hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan kurban bakaran atau kurban sembelihan kepada allah lain, kecuali kepada Tuhan.”
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 2:8-13)
"Jika kita bertekun, kita pun akan memerintah dengan Kristus."
Saudaraku terkasih, ingatlah akan ini: Yesus Kristus, keturunan Daud, yang telah bangkit dari antara orang mati, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. Karena pewartaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi sabda Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka pun memperoleh keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Benarlah sabda ini, “Jika kita mati dengan Kristus, kita pun akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia. Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:11-19)
"Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?"
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Yesus lalu memandang mereka dan berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara dalam perjalanan, mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?” lalu Yesus berkata kepada orang itu, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
[RENUNGAN]
MENYELAMATKAN YANG TERBUANG
Ada ungkapan, "Tidak ada yang lebih menyakitkan selain menjadi orang yang diabaikan oleh orang lain". Orang-orang kusta pada zaman Yesus adalah orang-orang yang diabaikan dan bahkan tidak dipedulikan oleh sesamanya. Itu sebabnya, dalam Injil hari ini mereka dilukiskan "berdiri agak jauh". Meski banyak orang mengabaikan mereka, namun ada satu pribadi yang sudi memandang dan mendengarkan teriakan minta tolong, yaitu Yesus. Tatapan Yesus menjadi tatapan yang menyejukkan dan memberi harapan baru. Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam!" Di satu sisi perintah Yesus ini menyenangkan, tetapi di sisi lain membingungkan dan amat mengagetkan mereka.
Ketika banyak orang justru menjauhi mereka, Yesus malah menyuruh mereka pergi menghadap imam-immam kepala. Di sinilah kita bisa melihat cinta Yesus kepada mereka. Yesus tidak ingin ada seorang pun yang hilang. Selain itu, kita juga bisa melihat iman dari orang-orang kusta tersebut. Mereka segera pergi dan melakukan perintah Yesus. Mereka tidak peduli pada akibat yang akan ditanggung.
Ternyata Allah tidak tinggal diam dan meninggalkan mereka. Di tengah perjalanan, rahmat Allah bekerja atas mereka. Mereka menjadi tahir. Namun hanya satu yang kembali dan berterima kasih kepada Yesus, yaitu orang Samaria. Hanya satu orang saja yang sadar bahwa kesembuhannya adalah karya Allah.
Apa yang dialami oleh kesepuluh orang kusta dalam Injil masih terjadi dalam masyarakat kita sekarang. Banyak orang yang diabaikan dan ditolak oleh sesamanya walau bukan orang kusta. Bahkan sejak dalam kandungan, seseorang juga ditolak dan digugurkan (baca: dibunuh). Jika demikian, siapakah yang akan memandang dan mau menyapa mereka yang diabaikan dan ditolak?
Tampaknya, bacaan Injil hari ini mau mengajak kita untuk menjadi Yesus-Yesus baru di zaman ini yang sudi memandang dan menyapa mereka yang diabaikan dan ditolak. Kita diminta untuk menjadi penyembuh bagi mereka yang terluka (hatinya), diabaikan dan ditolak. Namun kita juga harus ingat bahwa kita hanyalah perpanjangan tangan Tuhan untuk memberikan "kesembuhan" dan sukacita bagi mereka yang diabaikan dan ditolak.
Akhirnya, kita perlu juga menyadarkan sesama kita yang diabaikan dan ditolak bahwa meski banyak orang menjauhinya, ada satu pribadi yang siap memandang dan mendengarkan teriakan minta tolong, yaitu Yesus sendiri. Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian.
Ketika banyak orang justru menjauhi mereka, Yesus malah menyuruh mereka pergi menghadap imam-immam kepala. Di sinilah kita bisa melihat cinta Yesus kepada mereka. Yesus tidak ingin ada seorang pun yang hilang. Selain itu, kita juga bisa melihat iman dari orang-orang kusta tersebut. Mereka segera pergi dan melakukan perintah Yesus. Mereka tidak peduli pada akibat yang akan ditanggung.
Ternyata Allah tidak tinggal diam dan meninggalkan mereka. Di tengah perjalanan, rahmat Allah bekerja atas mereka. Mereka menjadi tahir. Namun hanya satu yang kembali dan berterima kasih kepada Yesus, yaitu orang Samaria. Hanya satu orang saja yang sadar bahwa kesembuhannya adalah karya Allah.
Apa yang dialami oleh kesepuluh orang kusta dalam Injil masih terjadi dalam masyarakat kita sekarang. Banyak orang yang diabaikan dan ditolak oleh sesamanya walau bukan orang kusta. Bahkan sejak dalam kandungan, seseorang juga ditolak dan digugurkan (baca: dibunuh). Jika demikian, siapakah yang akan memandang dan mau menyapa mereka yang diabaikan dan ditolak?
Tampaknya, bacaan Injil hari ini mau mengajak kita untuk menjadi Yesus-Yesus baru di zaman ini yang sudi memandang dan menyapa mereka yang diabaikan dan ditolak. Kita diminta untuk menjadi penyembuh bagi mereka yang terluka (hatinya), diabaikan dan ditolak. Namun kita juga harus ingat bahwa kita hanyalah perpanjangan tangan Tuhan untuk memberikan "kesembuhan" dan sukacita bagi mereka yang diabaikan dan ditolak.
Akhirnya, kita perlu juga menyadarkan sesama kita yang diabaikan dan ditolak bahwa meski banyak orang menjauhinya, ada satu pribadi yang siap memandang dan mendengarkan teriakan minta tolong, yaitu Yesus sendiri. Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian.
0 komentar