[RENUNGAN] Minggu, 16 Oktober 2016

02.00.00



Bacaan dari Kitab Keluaran (17:8-13)    
  
 "Apabila Musa mengangkat tangan, lebih kuatlah pasukan Israel."
    
Sekali peristiwa datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim. Musa berkata kepada Yosua, “Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek! Aku sendiri, besok akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku.” Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; sedangkan Musa, Harun dan Hur naik ke puncak bukit. Dan terjadilah hal berikut ini: Apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah pasukan Israel. Sebaliknya, apabila Musa menurunkan tangannya, Amaleklah yang lebih kuat. Tetapi menjadi penatlah tangan Musa. Maka Harun dan Hur mengambil sebuah batu, meletakkannya di belakang Musa, supaya ia duduk di atasnya; lalu Harun dan Hur menopang kedua belah tangan Musa, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangan Musa tidak bergerak sampai matahari terbenam. Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.


Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 3:14-4:2)
   
"Orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik."
   
Saudaraku terkasih, hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman akan Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi oleh setiap perbuatan baik. Di hadapan Allah dan di hadapan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Wartakanlah sabda Allah! Siap sedialah selalu, baik atau tidak waktunya. Nyatakanlah apa yang salah, tegur dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:1-8)
   
"Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya."
  
Sekali peristiwa Yesus menyampaikan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Ia berkata, “Di sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Dan di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, ‘Belalah hakku terhadap lawanku!’ Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya, ‘Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus-menerus datang dan akhirnya menyerang aku.” Lalu Tuhan berkata, “Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka! Akan tetapi, jika Anak manusia itu datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?”


[RENUNGAN]

Perumpamaan di dalam Luk 18:1-8 disampaikan sebagai bahan pemikiran bagi para murid mengapa perlu "selalu" dan "tanpa jemu-jemu"-nya berdoa.
Perumpamaan ini berbicara mengenai seorang hakim yang "tak takut akan Allah dan tak menghormati siapapun" tetapi yang akhirnya bersedia memenuhi permohonan seorang janda agar perkara janda itu dibela olehnya. Hal itu dilakukannya agar tidak lagi terganggu oleh permintaan yang terus-menerus dari pihak janda tadi (ayat 1-5).
Murid-murid diminta memikirkan yang dikatakan hakim yang tak adil itu (ayat 6). Kemudian ditegaskan, bila hakim seperti itu saja akhirnya mau mendengarkan permohonan yang terus-menerus disampaikan, apalagi Allah. Dia yang Mahamurah itu tentunya akan membela orang-orang yang mendekat kepadanya (orang-orang pilihanNya). Lagipula Ia tidak akan seperti orang menunggu-nunggu, melainkan akan segera bertindak (ayat 7-8a). Jelas kiranya perumpamaan itu juga dimaksud menggambarkan kemurahan Allah.
Pada akhir petikan ini (ayat 8b) Yesus menambahkan, "Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, apakah ia akan mendapati iman di bumi?"
Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah manusia (Luk 17:21) dan terjadi dalam kehadiran Yesus yang membawakan warta datangnya Kerajaan Allah di tengah-tengah umat manusia. Menerima warta ini berarti percaya, mengimani bahwa Kerajaan Allah menjadi ruang hidup yang baru.
Ruang hidup inilah yang membuat orang-orang yang berlindung kepada Allah (orang-orang pilihan) boleh merasa aman. Allah tidak mengulur-ulur waktu bila mereka berseru minta pertolongan. Mustahil Ia mendiamkan mereka yang siang-malam berseru kepadaNya. Maka doa memiliki kekuatan yang amat besar.
Yesus menegaskan perlunya berdoa tanpa jemu-jemu. Para murid tahu bahwa iman itu memiliki kekuatan, justru karena itulah mereka minta tambahan iman (ingat Injil minggu sebelumnya). Yesus bermaksud mengajak para murid menyadari bahwa iman bukan semata-mata kekuatan batin yang menakjubkan melainkan kesediaan menjalankan kehendak Bapa dengan penuh pengabdian seperti dilakukannya sendiri.
Perumpamaan dalam Luk 18:1-8 sebagai ajakan bagi para murid agar melandaskan doa mereka pada iman yang sesungguhnya, yakni kesiagaan serta pengabdian kepada kehendak Bapa. Yesus mengajarkan agar orang tanpa sungkan-sungkan memohon kepada Bapa yang ada di surga. Sikap demikian itu juga menjadi ungkapan iman.
Marilah kita melambungkan doa permohonan tanpa malu dan sungkan kepada Bapa / Allah Yang Mahamurah dan Maharahim tidak akan menunda-nunda permohonan kita, asal didoakan dengan penuh penyerahan, biarlah kehendak Tuhan yang terjadi, tanpa memaksakan kehendak saya kepada Tuhan. Seperti Bunda Maria berdoa : "Aku ini hamba Tuhan. Jadilah Kehendak-Mu".

You Might Also Like

0 komentar