UNSOED SUKSESKAN MENGOLABORASIKAN PETERBAKAN, PERIKANAN, DAN PERTANIAN MENJADI KONSEP PERTANIAN TERPADU

02.00.00


Siapa bilang pertanian, peternakan, dan perikanan tak bisa dikolaborasikan? Terbukti , pihak Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Sukses mengolaborasikan ketiga bidang tersebut. Bahkan, kolaborasi yang disebut sebagai konsep pertanian terpadu itu mampu memangkas biaya operasional. Seperti yang dikatakan oleh tim pengembangan teknologi tepat guna fakultas pertanian UNSOED, yakni Dr Supartoto M.Agr.Sc, mengatakan bahwa ‘’petani memiliki kendala cukup serius mewujudkan pertanian terpadu yang menguntungkan. Kendala ituterutama biaya untuk pakan yang cukup besar ,’’. Teknologi itu merupakan hasil penelitian riset Institusional (RISIN) sejak 2012 sampai 2015.


Setelah melakukan riset tersebut, akhirnya tim berhasil mewujudkan teknologi tepat guna yang mengolaborasikan bebek peking, azola (sejenis tanaman air), lele, dan padi organik. Penelitian itu sendiri dilakukan di desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Sumbang,Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Tanaman air azola ini mengganti 30 persen pakan bebek danjuga mengurangi kebutuhan pelet untuk ikan. Selain itu tanaman air azola juga bisa dibuat pupuk organik yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman padi. Proses ini tentunya memperkecil biaya produksi ,’’ ungkap Pak Supartoto.


Ini adalah mahasiswa fakultas pertanian yang sedang membudidayakan tanaman azola di desa banjarsari. Salah satu petani di Banjar Kulon, yang lahannya dijadikan percontohan, yakni Pak Narpan merasakan hasilnya.’’Dulu rasanya mustahil mendapatkan untung dari ternak ikan dan bebek karena harga pakan yang mahal, kini dengan cara seperti ini menjadi sangat menguntungkan ,’’ ujarnya.

Pak Narpun juga mengatakan bahwa saat ini rumahnya sering dikunjungi banya orang dari berbagai pihak yang ingin melihat dan belajar pertanian terpadu. Terlebih lagi produksi padi juga meningkat, jelas ini sangat menggembirakan,’’ ungkapnya gembira.

You Might Also Like

0 komentar