Metode Pertanian Terapung Solusi Mengatasi Banjir
01.00.00
Saat ini telah banyak metode atau sistem pertanian yang bisa diterapkan. Salah satu metode pertanian yang dirasa cukup efektif untuk dikembangkan adalah metode pertanian terapung. Saat ini beberapa negara telah menerapkan metode pertanian tersebut seperti Indonesia dan Bangladesh.
Pertanian terapung menjadi bentuk adaptasi petani terhadap banjir yang datang setiap tahun. Bila mereka tetap memakai lahan konvensional, banjir akan menghancurkan tanaman mereka. Dengan lahan apung, bila ada banjir, tanaman akan tetap terapung tidak diterjang banjir. Metode ini sekarang sedang dikembangkan lebih luas oleh pemerintah Bangladesh sebagai solusi mengatasi banjir.
Metode pertanian terapung yang dikembangkan di Bangladesh masih dilakukan secara tradisional. Tanaman yang ditanam kebanyakan adalah padi dan sayuran. Metode pertanian terapung ini dikembangkan dengan tujuan menjadi solusi mengatasi banjir. Di Bangladesh sendiri pertanian terapung dilakukan di rawa-rawa yang rawan terkena banjir.
Metode pertanian ini telah mendapatkan perhatian FAO (badan pangan PBB) sebagai salah satu sistem pertanian warisan dunia yang harus terus dikembangkan ke depannya.
Sebenarnya, sistem pertanian terapung ini mirip dengan metode bertani hidroponik dengan menggunakan teknologi tradisional. Yang menarik, media tanam pada pertanian terapung ini dibangun dari rumput alami dan beberapa jenis tanaman lainnya.
Tanaman pokok yang ditanam pada pertanian terapung ditancapkan pada media yang mengambang hasil jalinan tanaman eceng gondok, gulma-gulma air, dan tanaman air lainnya. Selain itu, juga menggunakan bambu sebagai pengikat tanaman yang menjadi media tanam.
Bambu disusun dengan panjang 15—50 meter, lebar 1,5—2 meter dengan tebal 0,6—0,9 meter. Bambu juga berfungsi memberi kekuatan pada lahan apung yang menjadi media tanam. Tanaman air yang hampir membusuk kemudian ditambahkan dan dibiarkan beberapa hari di atasnya. Setelah itu, baru disebar benih di atasnya.
Teknik budidaya tradisional ini juga dinilai ramah lingkungan karena memanfaatkan sumber daya alam lahan basah yang ada untuk menanam sayuran dan tanaman lainnya hampir sepanjang tahun.
Pertanian ini juga efisien karena tidak memerlukan asupan pupuk kimia ataupun pupuk kandang. Keuntungan lain, petani tidak perlu mengeluarkan biaya atau waktu untuk menyiram tanaman. Lahan apung ini produktivitasnya cukup tinggi, bisa mencapai 10 kali lipat dibanding pertanian konvensional.
Praktik pertanian terapung telah membantu menambah penghasilan masyarakat lokal dan memberikan kontribusi untuk pengentasan kemiskinan. Hal ini juga memberikan keamanan pangan yang lebih besar dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin yang tidak memiliki lahan luas.
0 komentar