Minggu, 05 Maret 2017 Hari Minggu Prapaskah I

01.00.00



Hari Minggu Prapaskah I
Masa Prapaskah tahunan adalah masa rahmat, karena kita mendaki Gunung Suci hari raya Paskah. "Masa Prapaskah mempunyai tugas ganda, mempersiapkan para katekumen dan kaum beriman untuk perayaan misteri Paskah. Para calon diantar oleh perayaan pendaftaran, oleh perayaan tobat dan pengajaran untuk menghayati Sakramen-sakramen Inisiasi; kaum beriman harus lebih rajin mendengarkan Sabda Allah dan berdoa dan mempersiapkan diri dengan tobat atas pembaruan janji baptis."(Caeremoniale Episcoporum) [Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 6]


Bacaan dari Kitab Kejadian (2:7-9.3:1-7)

"Ciptaan pertama dan dosa asal."

Ketika Tuhan Allah menjadikan langit dan bumi, Ia membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; di tengah-tengah taman itu Ia menumbuhkan pohon kehidupan, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan Allah ular adalah binatang yang paling cerdik. Ular itu berkata kepada perempuan yang telah diciptakan Tuhan, “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Sahut perempuan itu kepada ular, “Buah pohon-pohon dalam taman ini boleh kami makan. Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan atau pun kamu raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu, “Sekali-kali kamu tidak akan mati! Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Maka ia mengambil dari buahnya, lalu dimakan, dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia; dan suaminya pun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua, dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (5:12-19)

"Di mana pelanggaran bertambah banyak, di sana karunia menjadi berlimpah-limpah."

Saudara-saudara, dosa telah masuk ke dalam dunia lantaran satu orang, dan karena dosa itu, masuklah juga maut. Demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, di dunia ini telah ada dosa. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa maut telah berkuasa juga atas mereka yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran dari Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang itu semua orang telah jatuh dalam kuasa maut, jauh lebih besarlah kasih karunia dan anugerah Allah, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang lantaran satu orang, yaitu Yesus Kristus. Kasih karunia Allah jauh lebih besar daripada dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, sedangkan pemberian kasih karunia atas banyak pelanggaran telah mengakibatkan pembenaran. Jadi, jika oleh dosa satu orang maut telah berkuasa, lebih benarlah yang terjadi atas mereka yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran; mereka akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (4:1-11)

"Yesus berpuasa selama empat puluh hari, dan dicobai Iblis."

Sekali peristiwa Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun supaya dicobai Iblis. Setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu itu menjadi roti.” Tetapi Yesus menjawab, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Kemudian Iblis membawa Yesus ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah. Lalu Iblis berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk pada batu.” Yesus berkata kepadanya, “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Lalu Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya. Iblis berkata kepada-Nya, “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau harus berbakti!” Lalu Iblis meninggalkan Yesus, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Dia.


[RENUNGAN]


HARI MINGGU PEKAN 1 PRAPASKAH 
(MATIUS 4 : 1 -11)

Yesus sebagai manusia yang disertai Roh, bukan untuk sekedar dikagumi dan dicontoh, melainkan agar diikuti.kita simak godaan iblis dan bagaimana tanggapan Yesus. Yesus lapar dan digoda agar mengubah batujadi roti. Mengingatkan kita kasih bangsa israel yang dalam perjalanan ke tanah terjanji. Kelaparan, dan Yahwe memberikan makanan roti dari surga. Yesus tidak memaksa batu jadi makanan. Yesus memang lapar, akan tetapitidak mau mengutamakan kelaparannya, ketaatan pada kehendak Bapa sebagai sumber hidupnya. Bukan tukang pembuat mukjijat untuk kepentingan sendiri. 

Godaan kedua lebih berat, yakni terjun bebas dengan cara menjatuhkan diri dari puncak Bait Allah agar Allah mau tak mau menyelamatkan. Pasti,”anak yang dikasih” tidak dibiarkan mati konyol. Tentu Allah akan menyuruh malaikat-malaikat menadahi kakinya agar tak terantuk batu (baca : Mzm 91 : 11-12). Ya kalau yesus mau dan sebagaimana ditulis dalam mazmur tsb, Allah akan segera bertindak. Artinya kalau Yesus menjatuhkan diri, berarti memaksa Allah untuk bertindak. Itu bukan ukuran Yesus, seperti ibu-Nya selalu menomor satukan kehendak Allah daripada kehendak diriNya sendiri

Godaan ketiga makin gencar. Yesus ditawari kekuasaan atas seluruh dunia beserta kemegahannya. Syaratnya, sujud menyembah iblis. Wah gawat ya, kalau kuasa iblis sungguh terjadi, kita akan hidup dalam naungan iblis. Syukurlah Yesus menolak sehingga dunia tidak di bawah ketiak iblis.

Keteguhan hati dan pilihan untuk tetap di jalur Bapa-Nya bukan pilihan mudah, tetapi Yesus keluar sebagai pemenang. Itu yang membuat iblis si penggoda kehabisan akal untuk membelokan jalur yang telah diamini, untuk menderita sengsara, wafat dan dimakamkan. Pada hari ketiga Bapa membangkitkanNya. Ayat-ayat suci digunakan oleh iblis, tetapi digunakan untuk kepentingannya sendiri. Syukurlah Tuhan kita Yesus Kristus bukan orang mau memaksakan kehendakNya sendiri,malahan selalu berdoa : Jadilah Kehendak MU”

Itulah penampilan iblis yang pekerjaannya memecah belah pikiran dan mambuat hati bercabang. Selalu memaksakan kehendak supaya orang keluar dari rel dan berfokus / berorientasi pada dirinya. Namanya iblis ya sangat pintar dan licik. Tidak menginginkan Yesus meninggalkan “ke-Allahan-Nya”, Yesus tetap menjadi “anak yang dikasihi-Nya”, tetapi inginmenyelipkan bahwa Yesus mengakui keberadaan dan pengaruh serta peran penting dalam rangka taat kepada Bapa. Imbalannya kekuasaan akan dunia dan kemegahannya.

Tetapi yesus mengusir iblis “Enyahlah setan!” seperti ketika berkata kepada petrus. Setan dengan lemah lembutnya mencoba memberikan alternatif dengan menekankan: Apakah cara hidup seperti itu sudah benar? Kan ada cara lain. Inilah kepahlawanan setan untul menabur benih perseteruan di dalam batin manusia sendiri. Bagaimana membeda-bedakan yang benardari yang tipuan? Sendirian kita tak bisa. Hanya dengan bantuan Roh kita akan mendapati jalan kebenaran. Setan selalu “berusaha meyakin-yakinkandengan niat menipu dan menjatuhkan”. Oleh karena itu, marilah kita dengan penuh iman berdoa seperti yang diajarkan Kristus: “Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat” (Mat 6:13). Kekuatan iblis sungguh dasyat. Manusia tak bisa melawan. Satu-satunya yang bisa dilakukan ialah minta Bapa melepaskan dari kuasa itu. 


"Yesus dapat menghindari setan, tetapi kalau tidak pernah digoda, Ia tidak pernah memberi ajaran kepadamu, bagaimana dapat menang kalau digoda." (St. Agustinus)

You Might Also Like

0 komentar