Christmas On Fire !!!

11.57.00

Memasuki bulan desember yang sudah menjadi akhir dari keseluruhan bulan selama satu tahun. Bulan desember juga tidak bisa dipisahkan dengan memaknai  hari natal bagi umat kristiani di seluruh dunia. Beberapa mengartikan natal yang berbeda pada setiap pribadi.
Kerlip lampu di pohon cemara yang begitu indah. Hijau, biru, merah bahkan ada yang putih cemerlang. Menjadi pengingat akan datangnya momentum natal. Adakah kau lihat itu semua?  Natal atau perayaan hari lahir Kristus dirayakan pada tanggal 25 Desember (seluruh negara), Namun Pergeseran arti natal bahwa natal sangat diarahkan kepada materialisme saja belanja, sales, diskon, potongan harga menjamur dimana-mana. Hal yang sama diutarakan oleh Gizta ketua panitia UFC dan Natal, “Natal itu biasanya yang bikin jadi inget ya belanja baju bareng sama keluarga”. Natal telah diarahkan kepada sekulerisme dimana perayaan tersebut telah menjadi pesta pora tiada henti, hura-hura atau bahkan fenomena Santa Claus saja. Namun menjadi suatu yang masih diimbangi dari semua kegiatan hura-hura adalah rasa kebersamaan dalam menyambut kelahiran Tuhan Yesus adalah dengan rasa damai. Berbeda dengan Apul yang mengutarakan mengenai hal yang selalu dilakukan pada saat natal, “ngumpul bareng sama keluarga dan langsung merefleksikan bareng keluarga sekalian sama tahun baru itu yang pasti aku lakuin selama merayakan natal”.
 “Saya harap panitia juga bisa menjalankan kepanitian tetapi tidak lupa dengan semangat natal yang seharusnya”. Gizta ketua Natal UKK Faperta Unsoed"
Natal? Apakah arti Natal sesungguhnya? Ibu Fety Pembina UKK yang baru saja diangkat oleh Dekan Fakultas Pertanian menuturkan, “Natal itu artinya cenderung lebih luas. Pertama dengan kehadiran Tuhan Yesus, makna kasihnya terlihat lebih nyata lagi dan terlihat kasih nyata dari seorang bunda Maria terhadap anaknya”. Natal bukan sekedar menghias pohon cemara dengan bola dan lampu warna-warni, bukan juga sekedar baju baru atau kue-kue enak tetapi bagaimanakah  kita kaum muda yang mempunyai semangat dalam memaknai natal dengan segala acara. Menurut ibu Fety menggambarkan semangat pemuda merayakan acara menyambut natal mengalami peningkatan acara seperti lebih banyak mengadakan acara bakti sosial dimana pemuda mengharapkan damai natal dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat disekitar kita. Namun menjadi riskan apabila damai yang seharusnya datang di dalam pribadi setiap pemuda hanya berubah  menjadi rutinitas untuk mengadakan acara dan merayakan setiap tahunnya. Seperti Gizta berharap yang sama dengan kepanitian Natal dan UFC, “saya harap panitia juga bisa menjalankan kepanitian tetapi tidak lupa dengan semangat natal yang seharusnya”.
Natal adalah yang seharusnya momen pribadi bersama Tuhan. Kristus dalam kesadaran penuh merelakan diri hadir di tengah manusia. Ia mengendalikan diri-Nya untuk tidak pamer kekuasaan sebagai Raja atau Tuhan (buktinya lahir di kandang domba). Natal adalah momen Kristus memberi diri-Nya kepada dunia. Itulah yang perlu diteladani. Semangat natal yang diartikan setiap tahunnya dengan mengingat peristiwa kelahiran Tuhan Yesus akan lebih bermakna ketika kita juga sama semangatnya dengan kedatangan kembali Tuhan Yesus ke dunia untuk kedua kalinya. Menjadi penting ketika manusia menghadirkan semangat di diri pribadi untuk mempersiapkan menyambut hari besar dan yang tak terduga.(Hna)


You Might Also Like

0 komentar