BBM dan UKK

08.36.00

Semua orang pasti mengetahui kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM bersubsidi. Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menurunkan jumlah subsidi premium dengan menaikkan harga BBM dan mengalokasikan dana subsidi untuk keperluan APBN yang lain, seperti pembangunan infrastruktur dan pembayaran hutang luar negri. Keputusan ini menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan. Untuk pihak pro, mereka sangat berharap alokasi dana ini benar digunakan pemerintah untuk pembangunan infrakstruktur negri sehingga masalah-masalah lingkungan dapat diatasi. Untuk pihak kontra, mereka menganggap pemerintah tidak peduli dengan rakyat kecil karena adanya kenaikan harga bbm akan mencekik  perekonomian rakyat.

Tidak adakah yang tahu bahwa baik keputusan pro maupun kontra merupakan bantuk kepedulian pemerintah kepada rakyat? Maksudnya memang baik, namun jalannya prosedur terkadang tidak dijalankan dengan upaya yang baik pula. Tidak adanya kepedulian pihak-pihak yang menjalankan prosedur ini merupakan sikap dari ‘beberapa kongsi’ pemerintah terhadap rakyatnya, yaitu dengan berbondong-bondong berkorupsi untuk kepetingan pribadi di tengah jeritan suara rakyat. Satu kunci yang menghubungkan pemerintah dengan ukk adalah ketidakpedulian.

Bukan hanya anggota ukk saja, namun kebanyakan penduduk negri ini sudah kehabisan stok kepedulian terhadap sesama. “Asal kepentinganku sudah tercapai, masa bodoh dengan kepentingan orang lain, apalagi orang banyak” atau pernah mendengar ini? “ jangankan mempedulikan kepentingan orang banyak, kepentingan sendiri aja belum kelar”.


Hilangnya rasa kepedulian antar anggota UKK memang tidak se-ekstrim pihak-pihak yang menyelewengkan uang rakyat dengan berkorupsi. Namun hal yang sama dari ketidakpedulian adalah hilangnya kasih terhadap sesama dan menimbulkan rasa sakit hati. Sebagai contoh, dengan beberapa pantitia tidak peduli pada rapat, maka lahirnya kekecewaan dari panitia lain dan esesnsi kebersamaan tidak ada lagi, sehingga berdampak pada pelaksanaan acara yang kacau balau. Ketidakpedulian terhadap yang sakit, yang berdukacita, atau yang berbahagia juga akan mengikis tali kasih persaudaraan yang telah terbentuk, yang mungkin terhambat lagi-lagi masalah tidak peduli dengan yang lain.

Sejenak, kita harus mulai meerenung, seberapa besar kepedulian kita terhadap sesama. Menyisihkan sedikit waktu untuk berdoa atau mengunjungi orang lain, sedikit pulsa untuk memberikan dukungan ataupun ucapan, sedikit materi dan sedikit rasa terbuka untuk mau peduli tentang membangun kebersamaan. Tidak ada ruginya ketika kita peduli terhadap sesama. Itulah bentuk kasih kepada orang lain, yang berarti juga kita mengasihi Tuhan Yesus dalam bentuk manusia. Suatu kebahagiaan bukan melihat Tuhan Yesus tersenyum senang melihat kita peduli terhadap sesama? Tunjukkan dari komunitas yang kecil di UKK, maka kita akan sama-sama belajar untuk membangun negri yang peduli dengan rakyatnya. (deasy)

You Might Also Like

0 komentar