Dimuliakan karena dibenarkan Tuhan

17.09.00

Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. [Roma 8:30]

Inilah kebenaran yang berharga bagi engkau, orang percaya. Engkau mungkin miskin, atau berada dalam penderitaan, atau ketidakpastian, tapi bersemangatlah, tinjau lagi “panggilan”-mu dan kemuliaan apa yang mengalir dari itu, dan terutama hasil penuh berkat yang dikatakan di sini. Seyakinnya bahwa engkau adalah anak Allah hari ini, seyakin pula semua cobaanmu akan segera berakhir, dan engkau akan kaya dengan kebahagiaan. Tunggulah sebentar, dan semua yang lelah akan mengenakan mahkota kemuliaan, dan tangan yang peluh bekerja itu akan menggenggam daun palem kemenangan. Jangan meratapi masalahmu, namun bersukacitalah karena tak berapa lama lagi engkau akan berada di tempat di mana “tidak ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu [Wahyu 21:4].” Kereta berapi ada di depan pintumu, dan sebentar saja akan sanggup membawa engkau pada kemuliaan. Lagu abadi hampir ada pada bibirmu. Pintu gerbang surga berdiri terbuka untukmu. Jangan berpikir bahwa engkau bisa gagal masuk ke dalam perhentian. Jika Ia telah memanggil engkau, tidak ada yang bisa memisahkan engkau dari kasih-Nya. Kesulitan tidak dapat memutuskan ikatan; api penganiayaan tak mampu membakar hubungan itu; martil neraka tidak dapat memutuskan rantai. Engkau aman; suara yang memanggil engkau pada permulaan, akan kembali memanggil engkau dari bumi ke surga, dari kematian yang gelap kepada keagungan abadi yang tak terkatakan. Yakinlah, jantung-Nya yang telah membenarkan engkau berdetak dengan kasih yang tak terbatas bagimu. Engkau segera dimuliakan, itulah bagianmu; engkau menunggu di sini hanya supaya engkau dilayakkan untuk bagian itu, dan setelah itu, sayap malaikat akan menghembus engkau jauh, ke gunung damai, dan sukacita, dan berkat, di mana,

    “Jauh dari dunia duka dan dosa,
    Bersama Allah kekal mendekam,”
    engkau akan beristirahat selama-lamanya.

You Might Also Like

1 komentar