Memerintah bersama Kristus

07.56.00

Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya. [Ibrani 5:8]

Kita diberitahu bahwa Yesus, yang memimpin kita kepada keselamatan, menjadi sempurna melalui penderitaan [Ibrani 2:10], karena itu kita yang berdosa, yang jauh dari sempurna, tidak boleh bertanya-tanya apakah kita dipanggil melewati penderitaan juga. Masakan sang Kepala dimahkotai duri, tetapi anggota tubuh yang lain berayun-ayun dalam kenyamanan? Masakan Kristus melewati lautan darah-Nya sendiri untuk memenangkan mahkota, sementara kita berjalan ke surga dengan kaki yang kering memakai sandal perak? Tidak, pengalaman Tuan kita mengajarkan kita bahwa penderitaan itu perlu, dan anak yang sungguh lahir dari Allah tidak boleh dan tidak akan dapat melarikan diri. Tapi ada satu pemikiran yang sangat menghibur, bahwa Kristus "menjadi sempurna melalui penderitaan" — yaitu, bahwa Dia dapat merasakan hal yang sama dengan kita. "Dia bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita." [Ibrani 4:15] Dalam simpati Kristus ini kita menemukan kuasa yang menopang. Salah satu martir mula-mula berkata, "Aku dapat menanggung semuanya, karena Yesus pernah menderita, dan sekarang Dia menderita di dalam diriku; Dia bersimpati denganku, hal ini membuat aku kuat." Hai orang percaya, peganglah erat-erat pikiran ini dalam setiap saat penderitaan. Biarlah pikiran akan Yesus menguatkanmu ketika engkau mengikuti jejak-Nya. Temukan topangan yang manis dalam simpati-Nya; dan ingatlah bahwa menderita adalah hal yang terhormat — menderita bagi Kristus adalah kemuliaan. Para rasul bersukacita sebab mereka dianggap layak melakukan hal ini. Sejauh mana Dia memberi kita kasih karunia kepada kita untuk menderita bagi Kristus dan menderita bersama Kristus, sejauh itu pula Dia mempermuliakan kita. Permata dari seorang Kristen adalah penderitaannya. Tanda kerajaan dari raja-raja yang telah diurapi Allah adalah kesusahan, penderitaan, dan kesedihan mereka. Karena itu, janganlah kita menjauhi kehormatan yang diberikan kepada kita. Janganlah kita tidak mau dipermuliakan. Kesedihan mempermuliakan kita, dan masalah mengangkat kita. "Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia." [2 Timotius 2:12]

You Might Also Like

0 komentar