Revolusi

00.37.00

Kami = Revolusi   


   Tuntutan  revolusi  kian  nyaring  terdengar  di  mana-mana. Revolusi merupakan perubahan dasar dalam tata kehidupan secara cepat. Umumnya,revolusi  ditandai dengan penggulingan kekuasaan dan sering berdarah-darah akibat  konflik  kekerasan yang ditimbulkan antara dua kekuatan yang bertahan dan berusaha saling menjatuhkan. Revolusi memang penting, tetapi yang lebih penting adalah konsep dasar dalam mengerjakan rencana selanjutnya oleh karenanya revolusi bukan pekerjaan individual tetapi pekerjaan kolektif seluruh komponen yang menginginkan terjadinya revolusi. Dari sejarah, kita tahu bahwa tanpa revolusi maka dinamika masyarakat akan berjalan lamban. Juga tidak akan ada loncatan historis guna membangun peradaban baru dalam aspek sosial, ekonomi, politik, hukum, kebudayaan, sains dan teknologi serta keagamaan. Hal yang sudah dijelaskan merupakan pengertian dari revolusi secara umum. 
   Dalam waktu terdekat ini pembaca akan mengalami banyak peristiwa revolusi. Yang pertama adalah peristiwa pemilihan presiden Indonesia, peristiwa ini merupakan pergantian yang sangat besar dimana terdapat pergantian kekuasaan dan akan membangun era baru dalam kepemimpinan yang berbeda.Selain itu, kita dapat melihat contoh revolusi yang sedang berlangsung di UKK Faperta Unsoed dalam wadah rapat umum anggota. Peristiwa ini juga akan memberikan suatu revolusi yang dihasilkan yaitu pergantian mandataris dan sebagai regenerasi kepengurusan selanjutnya. Pergantian pemimpin juga menjadi kebutuhan seiring pergantian waktu atau aspirasi untuk menjawab kesinambungan organisasi atau kehidupan bermasyarakat.Di sinilah perlu ada yang namanya peraturan organisasi yang mengatur kepemimpinan, citra kepemimpinan dan alat memilih pemimpin yang biasa disebut demokrasi. Pada ayat 1 Petrus 11-12 dan 1 Samuel : 9 akan menjelaskan bahwa tugas kita sebagai mahasiswa kristiani yang harus bersikap dalam revolusi ini yaitu hidup seorang hamba yang mengimani Yesus. Perenungan firman ini kiranya akan mengarahkan kita sebagai mahasiswa kristiani tentang tanggung jawab dalam  berpartisipasi dan memberi sikap terhadap proses ber-demokrasi baik di dalam lembaga organisasi maupun di dalam proses berdemokrasi masyarakat. Tunduklah (bhs Yun:“hupotageete”Ingg:“submit”) karena Allah merupakan suatu perintah kepada orang Kristen. Maksudnya bahwa pemerintah sebagai suatu lembaga (Yun: “ktisis” artinya bangunan, ciptaan, lembaga) harus ditaati, termasuk kepada pejabat-pejabatnya, bukan karena ketaatan orang percaya kepada mereka tetapi kepada Tuhan itu sendiri yang menghadirkan pemerintah itu. Itu berarti dalam definisi iman Kristen pemerintah adalah tanda kehadiran Tuhan yang berfungsi/bertugas menghukum orang jahat dan menghormati orang yang berbuat baik (ayat 13-14). Karena dalam perikop ayat yang tadi menjelaskan bahwa dalam menentukan kekuasan yang baru akan turut menghadirkan kerajaan yang sudah Tuhan buat untuk kita hormati. Jadi, apakah dalam proses ini kita sebagai mahasiswa kristiani akan ikut menentukan apa yang sudah Tuhan rancang untuk kita? 
    Bagian akhir dari peringatan dalam perikop ini adalah tiga perintah yang disampaikan kepada anggota-anggota jemaat (ayat 17), yaitu menghormati semua orang (inklusif), kasihilah saudaramu (eksklusif komunal), takutlah akan Allah (dasar spiritualitas) dan hormatilah raja (etika politik kristiani). Dasar-dasar beriman inilah yang perlu supaya kejujuran makin dihadirkan dalam kehidupan berdemokrasi baik di lingkungan organisasi maupun di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
     Dalam menentukan suatu arah perubahan tentu kita harus mempunyai patokan atau dasar yang harus kita ketahui secara mendalam. Contohnya dalam menentukan suatu pemimpin dalam peristiwa pemilihan umum kita harus mempunyai point penting untuk kita cermati sebagai penilaian. Yang pertama adalah kita harus mengetahui rekam jejak dari calon pemimpin kita, karena catatan sejarah akan menuntun kita dalam melihat prestasi atau hal yang telah dicapai selama hidup. Kedua adalah melihat dari visi dan misi yang dirancang oleh calon pemimpin, karena hal ini akan memberikan gambaran rancancangan yang akan dilakukan selama masa jabatan berlangsung. Terakhir, kita harus mengetahui karakter kepemimpinan dari calon yang akan dipilih karena kita akan melihat karakter yang sesuai dengan kebutuhan rakyatnya atau anggotanya.
   Selamat mengalami revolusi, selamat menghadirkan kekuasaan Tuhan di lingkunganmu, selamat melayani. (HNA)

You Might Also Like

0 komentar