Pertanian Jawa Tengah (Jateng) sudah memasuki era baru mekanisasi. Terdapat dua ribu unit penyewaan alat dan mesin pertanian (alsintan di seluruh Jateng. Juga ada banyak bengkel alsintan yang bisa memperbaiki dan membuat alsintan sesuai pemesanan.
Optimalisasi Penggunaan Alsintan, Kelompok Tani Dilatih UPJA |
Agus Mahroji, salah satu pegawai Balai Alat Mesin dan Pengujian Mutu Hasil Pertanian Jawa Tengah, mengatakan saat ini petani sudah mulai beralih ke mekanisasi. Adanya Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) menjadi pendorong terjadinya modernisasi ini.
UPJA sendiri sudah sejak lama ada di Indonesia, tetapi baru memperlihatkan taringnya sejak dikeluarkannya Permentan No.25/2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian. Dengan dikeluarkannya Permentan ini, Pemerintah Daerah diberi mandat untuk membina dan memfasilitasi UPJA yang terdapat di daerahnya masing-masing. Sehingga UPJA tersebut dapat menuju ke arah kelembagaan yang profesional.
Di Jawa Tengah (Jateng) sudah terdapat 2 ribu UPJA. Salahsatu adalah UPJA Setia Dadi yang berada di Cilacap. UPJA ini merupakan salahsatu UPJA yang keprofesionalitasnya sudah standar nasional. Mereka mampu menjadikan kelompoknya menjadi lembaga layanan jasa alsintan yang sudah mampu melayani hingga antar pulau. Bahkan menjadikan UPJA ini adalah UPJA percontohan.
Di Jawa Tengah sendiri sudah terdapat 11 bengkel alsintan yang merupakan binaan dari Balai Alsintan Jateng yang tergabung dalam Paguyuban Bengkel Alsin Jawa Tengah.
Traktor Bantuan Datang, UPJA Bakal Diaktifkan |
Agus menceritakan bahwa bengkel alsin mulai berkembang karena semakin banyak petani yang menggunakan alsintan untuk menggarap lahan pertaniannya. Bukti nyatanya adalah penggunaan traktor yang semakin hari semakin mendominasi pertanian di Indonesia. “Dengan kasus ini ada sebagian petani bahkan ahli mekanisasi non pertanian melihat peluang bahwa mendirikan bengkel alsintan cukup menjanjikan untuk saat ini. Makanya sekarang bengkel alsin dapat dengan mudah ditemui”.
Kegiatan yang dilakukan oleh bengkel alsintan tidak hanya sebatas pada perbaikan alsintan saja melainkan merancang teknologi alsintan. Bahkan dapat disesuaikan dengan pemesanan. Contoh kasusnya traktor. Ada petani yang dia menggarap pertaniannya di lahan teras sering (lahan yang tidak rata) dan agak kesulitan menggunakan traktor yang konvensional. Oleh karena itu, petani ini meng-order ke bengkel alsintan untuk dibuatkan traktor yang bisa dibongkar-pasang.
Jadi dengan adanya UPJA dan Paguyuban Bengkel Alsintan di Jateng, dapat dikatakan bahwa Jateng yang merupakan salahsatu sentra produksi pangan, sudah beralih kepada mekanisasi. Sekarang di Jateng sudah sulit untuk menemukan petani yang masih benar-benar tradisional dalam menggarap lahannya. Minimal mereka sekarang sudah menggunakan traktor dan pompa air. Bahkan di daerah tertentu mereka sudah menggunakan tranplanter (alat tanam) dan combine harvester (mesin panen).
Oleh karena itu maka perlu adanya perhatian khusus dari pihak pemerintah daerah kepada UPJA (Usaha Pelayanan Jasa Alsintan), agar UPJA dapat dijalankan secara optimal dan dapat membantu memudahkan petani dalam mengakses alsintan, untuk dapat lebih membangun sistem pertanian secara efektif dan efisien, sehingga pada akhirnya tingkat produktivitas akan meningkat dengan lingkungan yang tidak tercemar atau pertanian yang bersifat berkelanjutan.